Sunday, June 26, 2022

ALKOHOL, ETER, DAN SENYAWA YANG BERHUBUNGAN OLEH ALEX PEPSEGA INDRA PUTRA

 BAB I 

PENDAHULUAN 

1. Pendahuluan 

Alkohol (ROH) dan eter (ROR) begitu erat berhubungan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Dietil eter (eter) digunakan sebagai pematirasa (anesthetic). Etanol, alkohol (lebih dikenal alkohol) digunakan dalam minuman keras. 2-propanol (isopropil alkohol atau alkohol gosok) digunakan sebagai zat pembunuh kuman (bakteriosida). Metanol (metil alkohol atau alkohol kayu) digunakan sebagai komponen utama dalam spiritus, sebagai bahan bakar dan pelarut. Dalam laboratorium dan industri, semua senyawa ini digunakan sebagai pelarut dan reagensia. Alkohol dan eter mempunyai ikatan yang mirip air. Alkohol dan eter terdiri dari molekul polar. Dalam kedua tipe senyawa ini, oksigen mengemban muatan parsial negatif. 

Eter dapat berbentuk rantai terbuka maupun siklik. Bila cincin beranggota lima atau lebih (termasuk oksigen), maka sifat eter itu mirip eter rantai terbuka. Epoksida mengandung cincin eter beranggotakan tiga. Epoksida lebih reaktif dibanding eter lain karena ukuran cincinnya kecil. Sistem cincin besar dengan satuan berulang -OCH2 CH2- disebut eter mahkota. Senyawa ini merupakan reagensia berharga yang dapat digunakan untuk membantu melarutkan garam anorganik dalam pelarut organik (Marta, 2017) 

1.1 Rumusan Makalah 

Dalam makalah ini rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 

1. Jelaskan sifat fisik dari alkohol dan eter serta kelarutannya dalam air? 2. Sebutkan senyawa terpenting dari eter serta kegunaannya! 

3. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara alkohol dengan eter!

BAB II 

PEMBAHASAN 

2.1 Ikatan Alkohol dan Eter  

Alkohol (ROH) dan eter (ROR) begitu erat berhubungan dengan kehidupan manusia  sehari-hari. Dietil eter (eter) digunakan sebagai pematirasa (anesthetic). Etanol, alkohol (lebih  dikenal alkohol) digunakan dalam minuman keras. 2-propanol (isopropil alkohol atau alkohol  gosok) digunakan sebagai zat pembunuh kuman (bakteriosida). Metanol (metil alkohol atau  alkohol kayu) digunakan sebagai komponen utama dalam spiritus, sebagai bahan bakar dan  pelarut. Dalam laboratorium dan industri, semua senyawa ini digunakan sebagai pelarut dan  reagensia. Alkohol dan eter mempunyai ikatan yang mirip air. Alkohol dan eter terdiri dari  molekul polar. Dalam kedua tipe senyawa ini, oksigen mengemban muatan parsial negatif. 

Eter dapat berbentuk rantai terbuka maupun siklik. Bila cincin beranggota lima atau  lebih (termasuk oksigen), maka sifat eter itu mirip eter rantai terbuka. Epoksida mengandung  cincin eter beranggotakan tiga. Epoksida lebih reaktif dibanding eter lain karena ukuran  cincinnya kecil. Sistem cincin besar dengan satuan berulang -OCH2 CH2- disebut eter mahkota.  Senyawa ini merupakan reagensia berharga yang dapat digunakan untuk membantu melarutkan  garam anorganik dalam pelarut organik. 

2.1.1 Alkohol 

Dalam kimia, alkohol adalah senyawa organik yang membawa setidaknya satu gugus  fungsi hidroksil (C-OH) yang terikat pada substruktur alifatiknya. Istilah alkohol awalnya  disebut alkohol etanol primer (etil alkohol), yang digunakan sebagai obat dan merupakan  alkohol utama yang ada dalam minuman beralkohol.

Kelas alkohol yang penting, di mana metanol dan etanol adalah bagian yang paling sederhana,  mencakup semua senyawa yang rumus umumnya adalah CnH2n + 1OH. Sedangkan untuk  penerapam dalam kehidupan sehari-hari antara lain Pelarut senyawa karbon, Desinfektan,  Bahan bakar mesin diesel, Zat pendingin, Antiseptik untuk mencegah infeksi, dan dietil eter  digunakan sebagai obat bius di rumah sakit. 

a. Rumus Umum Alkohol 

Perhatikan rumus struktur senyawa karbon berikut. 

CH3–CH3 CH3–CH2–OH 

CH3–CH2–CH3 CH3–CH2–CH2–OH 

Karena rumus umum alkana adalah CnH2n+2, maka rumus umum alkohol (alkanol) adalah  CnH2n+1OH atau CnH2n+2O. 

b. Jenis-jenis Alkohol 

Berdasarkan letak gugus fungsinya, alkohol dibedakan menjadi tiga jenis,yaitu: 1) Alkohol primer, yaitu alkohol yang gugus fungsinya (–OH) terikat pada atom C primer. 

Contoh: CH3– CH2–OH 

2) 2) Alkohol sekunder, yaitu alkohol yang gugus fungsinya (–OH) terikat pada atom C sekunder. 

Contoh: CH3– CH2– CH– OH 

  

 CH3 

3) Alkohol tersier, yaitu alkohol yang gugus fungsinya (–OH) terikat 

pada atom C tersier. CH3 

 CH3–CH2–C– OH 

  

 CH3 

c. Tata Nama Alkohol 

Ada dua cara pemberian nama pada alkohol, yaitu: 

1) Penamaan secara trivial, yaitu dimulai dengan menyebut nama gugus alkil yang terikat  pada gugus –OH kemudian diikuti kata alkohol. R ……. OH ( alkil ----Alkohol) Contoh: 

CH3–CH2—OH (Etil alcohol)

CH3–CH2–CH2–OH (Propil alcohol) 

2) Penamaan secara sistem IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran a pada alkana dengan  akhiran ol (alkana menjadi alkanol) 

Contoh : CH3–CH2–OH (Etanol) 

 CH3–CH2–CH2–OH (Propanol) 

Urutan Penamaan Senyawa Alkohol menurut IUPAC 

1) Menentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus – OH,  selain itu atom karbon lain sebagaicabang. 

2) Memberi nomor pada rantai induk yang dimulai dari salah satu ujung rantai, sehingga posisi  gugus – OH mendapat nomor terkecil.(Perhatikan tidak harus nomor satu!!!) 3) Urutan penamaan: • nomor atom C yang mengikat cabang 

 • nama cabang: - CH3 metil 

 - C2H5 etil 

 • nama rantai induk (alkanol) CH3 

 Contoh : 

4) Penulisan nama cabang sesuai urutan abjad: etil mendahului metil. 

5) Apabila posisi gugus –OH ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka penomoran  dimulai dari salah satu ujung sehingga cabang-cabang mendapat nomor terkecil.

Someran Alkohol  

1. Keisomeran Posisi 

Keisomeran posisi, yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan letak gugus –OH  dalam molekul alkohol. Keisomeran posisi dalam alkohol mulai terdapat pada propanol yang  mempunyai dua isomer, yaitu 1–propanol dan 2–propanol. 

2. Keisomeran Optik  

Keisomeran optik berkaitan dengan sifat optik, yaitu kemampuan suatu senyawa untuk  dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi.Keisomeran optik terjadi karena adanya atom C  asimetrik, yaitu atom C yang terikat pada 4 gugus yang berbeda. Banyaknya isomeroptik dapat  dicari dengan rumus 2n, dengan n = jumlah atom Casimetrik. 

2–butanol mempunyai 1 atom C asimetrik, sehingga isomer optik 

2–butanol adalah:  

  

  

3. Keisomeran Fungsi 

Keisomeran fungsi, yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan gugus fungsi di  antara dua senyawa yang mempunyai rumus molekul sama. Alkohol berisomer fungsi dengan  eter (akan dipelajari pada pembahasan berikutnya).  

b. Sifat- sifat Alkohol  

- TD alkohol > TD alkena dengan jumlah unsur C yang sama (etanol = 780C, etena = - 88,60C) 

- Umumnya membentuk ikatan hidrogen 

- Berat jenis alkohol > BJ alkena 

- Alkohol rantai pendek (metanol, etanol) larut dalam air (=polar)  

c. Sifat Kimia Alkohol 

1. Reaksi dengan Logam Natrium 

Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na membentuk alkoksida dan gas hidrogen. Contoh  reaksi etanol dengan logam natrium 

C2H5 – OH + Na ⎯⎯→ C2H5ONa + H2 

Etanol Na-etoksida 

Reaksi ini dapat dipergunakan sebagai reaksi untuk pengenal alkohol. 

2. Reaksi Oksidasi 

a. Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat teroksidasi lebih lanjut  membentuk asam kar-boksilat.

Contoh: 

CH3– CH2 – OH → CH3–COH + H2O 

Etanol etanal 

CH3–COH → CH3COOH 

etanal asam etanoat 

b. Alkohol sekunder teroksidasi membentuk keton. 

Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol sekunder,  propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium dikromat(VI) yang diasamkan  dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk propanon. Perubahan-perubahan pada kondisi  reaksi tidak akan dapat merubah produk yang terbentuk. Dengan menggunakan persamaan  reaksi yang sederhana, yang menunjukkan hubungan antara struktur, dapat dituliskan sebagai  berikut: 

c. Alkohol tersier tidak teroksidasi. 

3. Reaksi dengan Hidrogen Halida 

Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk haloalkana dan air dengan reaksi: 

 R – OH + HX → R – X + H2O 

 Contoh: 

 CH3 – OH + HCl → CH3 – Cl + H2O 

 4. Reaksi esterifikasi 

 Reaksi esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel). Persamaan   untuk reaksi antara sebuah asam RCOOH dengan sebuah alkohol R’OH (dimana   R dan R’ bisa sama atau berbeda) adalah sebagai berikut:

Jadi, misalnya, jika kita membuat etil etanoat dari asam etanoat dan etanol, maka persamaan  reaksinya adalah: 

5. Reaksi Dehidrasi Alkohol 

Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena dan air.   Contoh: 

CH3– CH2 – CH2 – OH → CH2 – CH = CH2 + H2O 

 n – propanol 1 – propena 

 a. Kegunaan Alkohol 

Dalam kehidupan sehari-hari alkohol banyak digunakan, antara lain sebagai berikut.  1) Dalam bidang farmasi (obat-obatan), sebagai pelarut senyawa organik,misalnya   etanol dan butanol. 

 2) Dalam bidang biologi atau industri digunakan sebagai disinfektan, misalnya   etanol dan metanol 

 3) Sebagai bahan bakar, misalnya spiritus (campuran antara methanol dan etanol). A. Reaksi alkohol dengan basa atau logam aktif 

Suatu unsur dikatakan basa dan logam aktif jika berada paling kiri sistem periodik  unsur. Semua gologan IA dan IIA, serta Al merupakan logam aktif. 

Ciri-ciri reaksi alkohol dengan basa atau logam aktif: 

1. Termasuk reaksi substitusi (reaksi penggantian gugus fungsi) 

2. Menghasilkan aloksida dan gas hidrogen 

3. Reaksi berlangsung sangat cepat 

4. Dalam reaksi ini, alkohol bersifat asam lemah dan lebih lemah daripada air 5. Alkohol primer lebih mudah mengalami reaksi ini, daripada alkohol sekunder dan  tersier 

Contoh reaksi ini pada gambar berikut :


B. Substitusi gugus —OH oleh halogen (X) 

Gugus alkohol akan mengalami substitusi oleh atom halogen bila direaksikan dengan larutan  

HX pekat (contoh HCl pekat), PX3 (terbatas), dan PX5 (berlebih). Contoh reaksinya adalah:

Dengan rumus: 

C. Oksidasi alkohol (Uji Bordwell) 

Banyak sekali manfaat alkohol, salah satunya sebagai spiritus (bahan bakar). Kenapa? Karena  alkohol dapat mudah terbakar menghasilkan CO2 dan uap air, sama seperti reaksi pembakaran. Dalam oksidasi alkohol, sebuah atom oksigen dari oksidator akan mengambil posisi atom H karbinol, yaitu atom hidrogen yang terikat pada atom karbon karbinol (atom karbon yang  mengikat gugus —OH). 

Ciri-ciri reaksi oksidasi alkohol: 

1. Selalu mengalami oksidator 

2. Biasanya menggunakan kalium dikromat (K2Cr2O7) 

3. Jika terdapat lebih dari dua gugus —OH maka dinyatakan tidak stabil dan akan terurai  menjadi air 

4. Oksidator [O] berarti penambahan atom O pada atom H yang sendiri 5. Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut menjadi asam  karboksilat 

6. Alkohol sekunder membentuk keton (—CO) 

7. Alkohol tersier tidak teroksidasi

Perhatikan oksidasi alkohol berikut : 

REAKSI OKSIDASI ALKOHOL 

REAKSI OKSIDASI ALKOHOL 

D. Dehidrasi alkohol 

Dehidrasi alkohol berarti reaksi yang melepaskan molekul air membentuk eter atau  alkena yang dipanaskan menggunakan H2SO4 (asam sulfat) pekat. Nah, reaksi ini perlu  pemanasan pada suhu 130 C menghasilkan eter, sementara pada suhu 180 C menghasilkan  alkena. 

E. Uji Lucas 

Pereaksi yang digunakan adalah ZnCl2 dan HCl 

HCl ditambahkan ke dalam sampel berisi ZnCl2 sehingga sistem mengalami kenaikan  tingkat keasamaan 

Hasil akhir uji ini adalah suatu alkil klorida

Pada alkohol tersier, reaksi berjalan lancar dan alkohol larut dalam air dan bereaksi  dengan pereaksi Lucas membentuk alkil klorida yang sukar larut dalam air (mengingat  alkil klorida adalah haloalkana bersifat nonpolar) 

Pada alkohol sekunder, reaksi berjalan sangat lambat sehingga dibutuhkan pemanasa  sehingga terbentuk alkil klorida sukar larut dalam air 

Pada alkohol primer, pereaksi Lucas tidak akan bereaksi dengan alkohol dan terjadi  endapan 

2.1.2 Eter 

a. Rumus Umum 

Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan alkana yang mempunyai struktur berbeda  dengan alkohol. Eter mempunyai rumus umum R–O–R′. Dengan gugus fungsi –O– yang terikat  pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda. Beberapa contoh  senyawa eter seperti pada tabel 4.3 berikut. 

No 

Gugus Fungsi 

R’ 

Rumus Struktur

–CH3 

–O– 

-CH3 

CH3–O–CH3

–C2H5 

–O– 

-C2H5 

C2H5–O–C2H5

–CH3 

–O– 

- C2H5 

CH3–O–C2H5

C2H5– 

–O– 

–C3H7 

C2H5–O–C3H7



b. Tata Nama 

Ada dua cara pemberian nama eter, yaitu: 

1) Penamaan secara trivial dimulai dengan menyebut nama alkil yang terikat pada gugus  –O– kemudiandiikuti oleh kata eter

2) Penamaan berdasarkan IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran ana pada alkana asal  dengan akhiran oksi

Contoh pemberian nama pada eter seperti pada tabel 4.4.

10 

No 

Rumus Struktur

Tata Nama

IUPAC 

TRIVIAL

CH3–O–CH3 

Metoksi metana 

Metil–metil eter atau Dimetil eter

C2H5–O–C2H5 

Etoksi etana 

Etil–etil eter atau Dietil eter

CH3–O–C2H5 

Metoksi etana 

Etil–metil eter



c. Keisomeran 

Alkohol dengan rumus umum R–OH dan eter dengan rumus umum R–O–R′ mempunyai  keisomeran fungsi. 

Contoh: 

C3H7 –OH dengan CH3– O – C2H5  

1–propanol metoksi etana 

(propil alkohol) (etil–metil eter) 

Kedua senyawa tersebut mempunyai rumus molekul sama, yaitu C3H8O sedangkan gugus  fungsinya berbeda. Jadi, alkohol dan eter mempunyai keisomeran fungsi 

d. Kegunaan/mengaplikasikan eter dan Sifat-sifat : 

Senyawa-senyawa eter yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain : 1. Dietil Eter (Etoksi Etana) 

biasanya digunakan sebagai pelarut-pelarut senyawa organik. Selain itu dietil eter banya  digunakan sebagai zat arestesi (obat bius) di rumah sakit. 

2.MTBE (Metil Tertier Burtir Eter) senyawa eter ini untuk menaikan angka oktan bensin  penggantikan kedudukan TEL/TML, sehingga di hasilkan bensin yang ramah yang ramah  lingkungan, sebab tidak menghasilkan debu timbal(pb2+) seperti bila di gunakan TEL/TML.  Menaikan angka oktan pada bensin adalah satu upaya untuk meningkatan kualitas bensin  sendiri didefinisikan sebagai persentase isooktana dalam bahan bakar rujukan yang  memberiakan intensitas ketuan yang sama pada mesin uji. 

Seadangkan untuk sifat-sifat eter yaitu : 

1) Eter mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun.

11 

2) Bereaksi dengan HBr atau HI. 

3) Eter tidak membentuk ikatan hidrogen di antara molekul-molekulnya,sehingga titik  didihnya lebih rendah jika dibandingkan dengan titik didih alkohol yang massa molekul  relatifnya sama. Titik didih eter sebanding dengan titik didih alkana 

Sifat Kimia 

a. Oksidasi 

Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan  

aldehida. Contoh : 


b. Reaksi dengan asam sulfat 

Eter dapat bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan suatu alcohol dan asam alkana sulfonat. Contoh : 

c. Reaksi dengan asam iodida 

Eter dapat bereaksi dengan asam iodida menghasilkan campuran alkohol dengan alkil halida. Contoh : 

d. Hidrolisis 

Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alkohol. 

Contoh : 


e. Halogenasi 

Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen. Substitusi terjadi pada atom Hα.

12 

Contoh : 

e. Pembuatan 

Eter dapat dibuat dengan jalan mereaksikan alkohol primer dengan asam sulfat pada  suhu 140 °C. 

2 CH3–CH2–OH ⎯⎯→ CH3–CH2–O–CH2–CH3 + H2O 

f. Kegunaan 

1) Eter dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut yang baik untuk senyawa kovalen dan  sedikit larut dalam air. 

2) Dalam bidang kesehatan, eter banyak dgunakan untuk obat pembius atau anestetik. 

Eter mengalami reaksi-reaksi kimia lebih sedikit dibandingkan alkohol. Untuk  membedakan alkohol dan eter (keduanya memiliki rumus senyawa yang sama) maka haru  digunakan percobaan pada reaksi-reaksi kimia di bawah ini, kecuali reaksi pembakaran. 

A. Reaksi pembakaran eter 

Eter sangat mudah terbakar sehingga menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air.  Contoh reaksinya adalah pembakaran dietil eter: 

CH3—O—CH3 + 3O2 –> 2CO2 + 3H2O 

B. Reaksi eter dengan basa atau logam aktif 

Eter tidak dapat dan sama sekali tidak bisa bereaksi dengan basa atau logam aktif seperti unsur unsur pada golongan IA dan IIA serta Al. Nah, reaksi ini juga yang bisa digunakan untuk  membedakan alkohol dan eter. 

C. Reaksi dengan PCl3 (terbatas) dan PCl5 (berlebih) 

Eter tidak dapat bereaksi dengan PCl3, tetapi dapat bereaksi dengan PCl5 karena mudah  mendapatkan energi. Namun, dalam reaksi alkohol + PCl5 pasti menghasilkan HCl, tetapi pada  eter tidak menghasilkan HCl. Contoh reaksinya adalah: 

C2H5—O—CH3 + PCl5 —> C2H5Cl + CH3Cl + POCl3 

dengan rumus: 

R—O—R’ + PCl5 —> R—Cl + R’—Cl + POCl3

13 

D. Reaksi eter dengan hidrogen halida atau asam halida (HX ; H—X) Eter mudah terurai oleh asam halida, terutama asam iodida (HI). Adapun rumus reaksi eter  

dengan HX pada keadaan terbatas dan berlebih:

14 

KESIMPULAN 

Alkohol dan eter mempunyai ikatan yang mirip air. Alkohol dan eter terdiri dari molekul polar. Dalam kedua tipe senyawa ini, oksigen mengemban muatan parsial negatif. Dalam kimia, alkohol adalah senyawa organik yang membawa setidaknya satu gugus fungsi hidroksil (C-OH) yang terikat pada substruktur alifatiknya. Istilah alkohol awalnya disebut alkohol etanol primer (etil alkohol), yang digunakan sebagai obat dan merupakan alkohol utama yang ada dalam minuman beralkohol. Kelas alkohol yang penting, di mana metanol dan etanol adalah bagian yang paling sederhana, mencakup semua senyawa yang rumus umumnya adalah CnH2n + 1OH.

15 

DAFTAR PUSTAKA 

Abdul Kholis. (07 Januari 2017). Alkohol dan Eter.  

http://abdulkholiskimia.blogspot.com/2013/01/alkohol-dan-eter.html.  Marta Riza Kurniati. (28 Oktober 2017). Alkohol, eter, dan senyawa yang berhunungan.  http://martarizakurniati05.blogspot.com/2017/10/alkohol-eter-dan-senyawa yang.html?m=1. Jakarta, 2017. 

Putri Lauria. (12 Oktober 2012). Pengantar Alkohol.  

https://putrilaur.blogspot.com/2012/10/pengantar-alkohol_208.html. Jawa Tengah. .


No comments:

Post a Comment