Sunday, June 26, 2022

SPEKTROSKOPI I : INFRAMERAH DAN RESONANSI MAGNETIK NUKLIR OLEH ALEX PEPSEGA INDRA PUTRA

 BAB I 

PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang 

Rasa ingin tahu merupakan suatu sifat dasar manusia yang tak dapat  dipungkiri. Kita sebagai manusia selalu ingin tahu sesuatu lebih terperinci. Sifat ini  juga merupakan suatu unsur yang sangat penting bagi seorang ilmuwan. Dalam  melihat segala sesuatu, seorang ilmuwan selalu menanyakan apa penyebab  terjadinya sesuatu, bagaimana prosesnya, apa manfaat dan kerugiannya, dan  beberapa pertanyaan-pertanyaan lain yang sering timbul. Dalam dunia sains dikenal  suatu istilah yang dinamakan analisis. Analisis merupakan suatu bagian penting  dalam dunia sains. Untuk mendukung proses analisis, maka para ilmuwan mulai  memikirkan cara untuk dapat mengalaisis sesuatu secara lebih cepat, lebih tepat,  dan lebih mudah. Salah satu contoh perkembangan dalam sains adalah munculnya  spektroskopi. Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya  berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan  oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang  mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah,  spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak" digunakan  dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa  modern, definisi spektroskopi berkembang seiring teknik-teknik baru yang  dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk  lain dari radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik seperti gelombang  mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang suara, sinar x dan lain  sebagainya. 

Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk  mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang  diserap. Alat untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi juga  digunakan secara intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Salah satu  jenis spektroskopi adalah spektroskopi NMR. spektroskopi ini didasarkan pada  vibrasi, rotasi, dan mode frekuensi lemah dalam sebuah sistem. Spektroskopi NMR 

memiliki beberapa keunggulan dibandingkan spektroskopi lainnya. Selain itu,  spektroskopi NMR digunakan dalam penentuan struktur suatu molekul. Agar kita  dapat mengetahui lebih jelas mengenai spektroskopi raman, maka dibuatlah paper  mengenai spektrosokopi ini dengan harapan dapat menambah pengetahuan kita. 

1.2 Tujuan Makalah 

1. Mengetahaui prinsip kerja spektrofotometri nuclear magnetic resonance  (nmr).  

2. Mengetahui penggunaan spektrofotometri nuclear magnetic resonance  (nmr).  

3. Mengetahui penerapan atau aplikasi spektrofotometri nuclear magnetic  resonance (nmr) dalam berbagai bidang ilmu.

BAB II 

PEMBAHASAN 

2.1 Radiasi Elektromagnetik 

Radiasi elektromagnetik ialah energi yang dipancarkan menembus ruang  dalam bentuk gelombang. Tiap tipe radiasi elektromagnetik (gelombang radio,  ultraviolet, inframerah, Nampak, dan lain-lain) dicirikan oleh Panjang  gelomgbangnya yakni jarak antara puncak panjang gelombang yang sat uke puncak  Panjang gelombang berikutnya. Spektrum keseluruhan daru radiasi  elektromagnetik dipaparkan  

Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan  magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu  tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi  elektromagnetik. Penelitian teoritis tentang radiasi elektromagnetik dikata  elektrodinamik, sub-bidang elektromagnetisme. Gelombang elektromagnetik  ditemukan oleh Heinrich Hertz. Gelombang elektromagnetik termasuk gelombang  transversal. Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi  elektromagnetik. Ketika kawat (atau panghantar seperti antena)  menghantarkan aliran bolak-balik, radiasi elektromagnetik dirambatkan pada  frekuensi yang sama dengan aliran listrik. Bergantung pada situasi, gelombang  elektromagnetik dapat bersifat seperti gelombang atau seperti partikel. Sebagai  gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan cahaya), panjang gelombang,  dan frekuensi. Jikalau dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui  sebagai foton, dan masing-masing mempunyai energi berkomunikasi dengan  frekuensi gelombang ditunjukan oleh hubungan Planck E = Hf, di mana E adalah  energi foton, h ialah konstanta Planck — 6.626 × 10 −34 J·s — dan f adalah  

frekuensi gelombang.

2.2 Bentuk spektrum inframerah  

Spektrum yang dihasilkan berupa grafik yang menunjukkan persentase transmitan yang  bervariasi pada setiap frekuensi radiasi inframerah.  

Spektrum inframerah Satuan frekuensi yang digunakan pada garis horizontal (aksis)  dinyatakan dalam bilangan gelombang, yang didefenisikan sebagai banyaknya gelombang  dalam tiap satuan panjang. 

Pada pertengahan garis horizontal bisa saja terjadi perubahan skala.  Perubahan skala terjadi pada sekitar 2000 cm-1 dan sangat jarang terjadi perubahan  skala pada sekitar 1000 cm-1. Perubahan skala ini tidak akan mempengaruhi  interpretasi spektrum inframerah karena yang dibutuhkan hanya nilai satuan yang  ditunjuk skala horizontal. 

2.3 Cara menginterpretasikan spektrum inframerah 

Identifikasi setiap absorbsi ikatan yang khas dari setiap gugus fungsi merupakan  basis dari interpretasi spektrum inframerah. Seperti regangan O-H memberikan pita  serapan yang kuat pada daerah 3350 cm-1. Beberapa daerah serapan yang khas  dibawah ini dapat digunakan pada interpretasi awal dari spektrum inframerah

Seperti terlihat pada data diatas, ada daerah serapan yang tumpang tindih  sehingga bisa meragukan dalam interpretasi data. Tidak ada aturan yang pasti dalam  menginterpretasikan spektrum IR. Tetapi beberapa syarat harus dipenuhi dalam  menginterpretasikan spektrum :  

1. Spektrum harus tajam dan jelas serta memiliki intensitas yang tepat  2. Spektrum harus berasal dari senyawa yang murni  

3. Spektrofotometer harus dikalibrasi sehingga akan menghasilkan pita atau  serapan pada bilangan gelombang yang tepat  

4. Metoda penyiapan sampel harus dinyatakan. Jika digunakan pelarut maka  jenis pelarut, konsentrasi dan tebal sel harus diketahui  

Karakteristik frekuensi vibrasi IR sangat dipengaruhi oleh perubahan yang  sangat kecil pada molekul sehingga sangat sukar untuk menentukan struktur  berdasarkan data IR saja. Spektrum IR sangat berguna untuk mengidentifikasi suatu  senyawa dengan membandingkannya dengan spektrum senyawa standar terutama  pada daerah sidik jari. Secara praktikal, spektrum IR hanya dapat digunakan untuk  menentukan gugus fungsi.

2.4 Spektrum Inframerah untuk Senyawa karboksilat 

Disini terlihat adanya beberapa jenis ikatan seperti: 

Gugus karbonil, C=O  

Ikatan tunggal karbon-oksigen, C-O  

Ikatan oksigen-hidrogen, O-H  

Ikatan karbon-hidrogen, C-H  

Ikatan tunggal karbon-karbon, C-C  

Ikatan karbon-karbon mempunyai serapan pada range bilangan gelombang  yang besar pada daerah sidik jari sehingga sangat sukar untuk melakukan  interpretasi ikatan karbon-karbon dari spektrum inframerah.  

Ikatan tunggal karbon-oksigen juga mempunyai serapan pada daerah sidik  jari yang bervariasi antara bilangan gelombang 1000 dan 1300 cm-1, tergantung  pada molekul. Analisa sinyal untuk ikatan C-O harus dilakukan dengan hati-hati  sekali. Ikatan yang lain dalam spektrum asam etanoat sangat mudah diidentifikasi  karena serapannya berada di luar daerah sidik jari. Ikatan C-H (dengan hidrogen  melekat pada karbon) menyerap pada daerah antara 2853 - 2962 cm-1. Karena  ikatan ini ada pada hampir semua senyawa organik, maka interpretasi ikatan ini 

tidak begitu berguna dalam identifikasi senyawa. Ini berarti bahwa sinyal yang  berada dibawah 3000 cm-1 bisa diabaikan. Ikatan pada gugus karbonil, C=O,  memberikan serapan yang sangat berguna pada daerah 1680 - 1750 cm-1. Posisi  pita serapan dapat mengalami sedikit variasi tergantung pada jenis senyawanya.  Jenis ikatan lain yang penting untuk identifikasi adalah ikatan O-H. Ikatan ini  menyerap pada posisi yang berbeda-beda tergantung pada lingkungannya. Ikatan  ini sangat mudah diidentifikasi sebagai asam karena menghasilkan sinyal yang  lebar pada daerah 2500 - 3300 cm-1. 

2.5 Spektrum Inframerah dari Alkohol Etanol 

Ikatan O-H pada alkohol menyerap pada bilangan gelombang yang lebih  besar dari suatu asam yaitu antara 3230 - 3550 cm-1. Absorbsi ini berada pada  bilangan gelombang yang lebih besar lagi jika alkohol ini tidak mengandung ikatan  hidrogen seperti dalam keadaan gas. Absorbsi ikatan C-H sedikit berada dibawah  3000 cm-1, dan serapan pada daerah pada 1000 dan 1100 cm-1 – salah satunya  berasal dari ikatan C-O.

2.6 Spektrum inframerah suatu ester Etil etanoat 

Pada spektrum etil etanoat (etil asetat) ini absorbsi dari O-H hilang sedangkan  absorbsi untuk ikatan C-H berada pada daerah dibawah 3000 cm-1. Absorbsi ikatan  C=O terlihat pada 1740 cm-1. Serapan C- O muncul pada 1240 cm-1. (Ikatan C-O  sangat bervariasi antara 1000 dan 1300 cm-1, tergantung pada jenis senyawa. Pada  senyawa etanoat serapan C-O muncul pada 1230 – 1250 cm-1) 

2.7 Spektrum inframerah dari keton Propanon 

Spektrum propanon ini terlihat hampir sama dengan spektrum ester etil etanoat.  Disini tidak terlihat serapan O-H, dan serapan untuk C=O muncul pada daerah 1700  cm-1. Tetapi ada serapan yang membingungkan pada daerah 1200 dan 1400 cm-1,  yang bisa diinterpretasikan sebagai serapan C-O, yang tentu saja tidak mungkin ada  pada senyawa propanon. Fakta ini menunjukkan bahwa sebaiknya tidak dilakukan  interpretasi pada daerah sidik jari. Senyawa aldehid akan mempunyai spektrum  yang hampir sama dengan spektrum keton.

2.8 Spektrum inframerah dari asam hidroksi Asam 2-hidroksipropanoat

Spektrum asam 2-hidroksipropanoat (asam laktat) ini terlihat menarik karena  mempunyai dua jenis O-H; satu berasal dari asam dan yang lain berasal dari  alkohol. Ikatan O-H asam akan menyerap pada daerah antara 2500 dan 3300,  sedangkan alkohol akan menyerap antara 3230 dan 3550 cm-1. Jika serapan ini  muncul bersama, akan memberikan serapan yang sangat lebar pada daerah dari  2500 sampai 3550 cm-1. Tidak adanya batas dari kedua jenis O- H ini mungkin  disebabkan karena adanya serapan dari C-H. Serapan C=O muncul pada 1730 cm 1. 

2.9 Spektroskopi Resonansi Magnetik Nuklir 

Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode analisis  analisis yang paling mudah digunakan pada kimia modern. NMR digunakan untuk  menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik yang baru, kemurnian dari  komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana hubungan komponen dalam larutan  yang dapat mengalami reaksi kimia. Meskipun banyak jenis nuclei yang berbeda  akan menghasilkan spektrum, nuclei hidrogen (H) secara histori adalah salah satu  yang paling sering diamati. Spektrokopi NMR khususnya digunakan pada studi  molekul organik karena biasanya membentuk atom hidrogen dengan jumlah yang  sangat besar. Pada spektrum hidrogen NMR menghadirkan beberapa resonansi  yang menjelaskan pertama bahwa molekul yang dipelajari mengandung hidrogen.  Kedua, jumlah pita dalam spektrum menunjukkan bagaimana beberapa posisi 5  yang berbeda pada molekul dimana hidrogen melekat/menempel. Frekuensi dari  beberapa resonansi utama pada spektrum NMR menunjukkan perubahan kimia. Ini  sangat penting untuk menduga bagian dari spektrum NMR yang mengandung 

informasi tentang lingkungan masing-masing atom hidrogen dan struktur dari  komponen yang dipelajari. Informasi ketiga bahwa sebuah spektrum NMR  menentukan perbandingan luas/daerah pita yang berbeda, ini menjelaskan jumlah  atom hidrogen yang relatif yang keluar pada masingmasing posisi pada molekul  masing posisi pada molekul yang diperoleh. yang diperoleh. Perbandingan ini  petunjuk/bukti langsung struktur dari struktur molekul dan harus mutlak sesuai  untuk beberapa struktur yang diusulkan sebelum struktur tersebut kemungkinan  dipertimbangkan benar. Struktur kompleks pita-pita dapat mengandung informasi  tentang jarak yang memisahkan memisahkan beberapa beberapa atom hidrogen  hidrogen yang melewati ikatan kovalen kovalen dan penyusun s penyusun spasial  atom hidrogen yang melekat pada molekul, termasuk struktur dasarnya. Struktur  dasar menunjukkan pembungkusan atau Struktur dasar menunjukkan  pembungkusan atau penggabungan molekul yang bungan molekul yang memiliki  ikatan yang panjang, seperti struktur spiral DNA. Struktur kompleks pita NMR  pada mulanya mulanya spin coupling coupling diantara diantara beberapa beberapa  atom hidrogen. Penggabungan ini merupakan perputaran fungsi jarak melintasi  ikatan dan geometri molekul. Dalam kasus molekul kecil, pita yang kompleks  mungkin disimulasikan tepat dengan perhitungan mekanika kuantum atau didekati  menggunakan mekanika kuantum yang sesuai dengan aturan. Spektrofotometri  NMR adalah salah satu teknik satu teknik utama y utama yang digunakan untuk  mendapatkan informasi fisik, kimia, elektronik elektronik dan 6 tentang struktur molekul. Spektrofotometri NMR pada dasarnya merupakan spektrofotometri  absorbsi, sebagaimana spektrofotometri infra merah maupun spektrofotometer  ultraviolet. Pada kondisi yang sesuai, suatu sampel dapat mengabsorpsi radiasi  elektromagnetik daerah frekuensi radio, pada frekuensi yang tergantung dari sifat sifat sampel. Suatu plot dari frekuensi puncak-puncak absorbsi versus intensitas  puncak memberikan suatu spektrum NMR. NMR digunakan untuk menentukan  struktur dari komponen alami dan sintetik yang baru, kemurnian dari kemurnian  dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana hubungan komponen dalam  larutan larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Spektroskopi NMR merupakan  alat yang dikembangkan dalam biologi structural. structural. Dasar dari  spektroskopi NMR adalah absorpsi radiasi elektromagnetik dengan frekuensi radio 

10 

oleh inti atom. Frekuensi radio yang digunakan 0,1sampai dengan 100 MHz.  Bahkan baru-baru ini ada spektrometer NMR yang menggunakan radio frekuensi  sampai 500 MHz. Inti proton (atom hidrogen) dan karbon (karbon 13) mempunyai  sifat-sifat magnet. magnet. Bila suatu senyawa mengandung hidrogen atau karbon  diletakkan dalam bidang magnet yang sangat kuat dan diradiasi radiasi  elektromagnetik maka inti atom hidrogen dan karbon dari senyawa tersebut akan  menyerap energy melalui suatu proses absorpsi yang dikenal dikenal dengan  resonansi resonansi magnetik. 

2.10 Asal-usul gejala nmr 

Inti-inti atom unsur-unsur dapat dikelompokkan sebagai mempunyai spin atau tidak  mempunyai spin. Suatu inti berspin akan menimbulkan medan magnet kecil, yang  ditunjukkan oleh suatu momen magnet nuklir, berupa suatu vektor. Diantara inti 

inti yang lebih umum yang memiliki spin dan tidak memiliki spin antara lain :

Untuk setiap inti yang memiliki spin, jumlah kedudukan spin adalah  tertentu dan ditentukan oleh bilangan kuantum spin inti I. Bilangan ini  adalah tetap untuk setiap inti.  

Untuk inti dengan bilangan kuantum spin I, terdapat kedudukan spin  berjumlah 2I + 1 yang berkisar dengan perbedaan dari + I hingga –I.  Kedudukan spin individu sesuai dengan urutan –I, (-I +1),.....(I-1), I.  

Sebagai contoh (inti hidrogen) mempunyai bilangan kuantum spin I = ½  maka akan mempunyai kedudukan spin ( 2 x (1/2) + 1 = 2) untuk intinya  = -1/2 dan + ½. Untuk klor, I = 3/2, maka terdapat kedudukan spin 2 (3/2)  + 1 = 4, untuk intinya : -3/2, -1/2, + ½, dan + 3/2.  

Bila tidak ada medan magnet yang diberikan, semua kedudukan/ tingkatan  spin dari suatu inti mempunyai tenaga yang sama, dengan arah tidak  beraturan. 

11 

Bila medan magnet digunakan, maka setiap inti yang berputar  menghasilkan medan magnet, dengan arah momen magnet menjadi searah  (α atau + 1/2) atau berlawanan arah (β atau -1/2) terhadap Bo (medan  magnet luar) 

Kedudukan spin + ½ (α) mempunyai tenaga rendah karena ia searah dengan  medan, sedangkan kedudukan spin – ½ (β ) mempunyai tenaga tinggi karena ia  berlawanan dengan medan yang digunakan. Hingga pada penggunaan medan  magnet kuat, kedudukan spin dipecah menjadi dua kedudukan dengan tenaga yang  berbeda. 

Supaya terjadi transisi proton dari keadaan spin yang satu keadaan spin  yang lainnya, sampel dapat ditempatkan di daerah medan magnet yang  kekuatannya tetap, Bo, dan frekuensi mengosilasi komponen vektor  magnet radiasi elektromagnet, Ʋ diubah-ubah sampai dicapai resonansi. 

Cara lain, menggunakan frekuensi radiasi elektromagnet yang tetap dan  medan magnet diubah-ubah sampai dicapai keadaan resonansi. Cara ini 

12 

dari segi pelaksanaan lebih memuaskan. Digunakan frekuensi pengosilasi  yang tetap dan medan magnet diubah-ubah perlahan-lahan sampai dicapai  keadaan resonansi. Dengan menggunakan frekuensi pengosilasi tetap  sebesar 60 MHz diperlukan medan magnet sebesar kurang lebih 14 000  gauss untuk resonansi proton. Medan magnet (Bo) yang sangat besar  digunakan untuk menjamin didapatnya pemisahan tingkat energi yang  dapat diukur. Makin besar medan magnet yang digunakan, makin besar  perbedaan tenaga antara kedudukan-kedudukan spin yang ada : ∆ E = f  (Bo)  

Besarnya pemisahan tingkatan tenaga juga tergantung pada inti yang  terlibat.  

Setiap inti (hidrogen atau karbon) mempunyai perbedaan momen  magnetnya dengan momentum angularnya, karena setiap inti mempunyai  perbedaan muatan dan massa. 

Perbandingan ini disebut perbandingan giro magnet (γ ), adalah tetap untuk  setiap inti dan menentukan ketergantungan tenaga terhadap medan  magnet. 

Frekuensi angular (frekuensi larmor) gerakan presisi dinyatakan  ωo = γ Bo Δ E = γ (h/2π) Bo 

γ = perbandingan giromagnetik 

(tergantung pada jenis inti) 

Δ E = h Ʋ 

Ʋ = (γ /2π) Bo 

2.11 Macam-macam Medan Magnet Molekular lmbasan 

2.11.1 Medan yang diimbas oleh elektron sigma  

Atom hidrogen dalam suatu senyawa organik selalu terikat dengan ikatan sigma  baik pada karbon, oksigen atau atom lainnya. Medan magnet luar akan  mengakibatkan elektron-elektron sigma ini beredar, sehingga menimbulkan medan  magnet molekular kecil yang melawan Ho

13 

Karena medan imbasan melawan medan luar, maka proton yang terikat secara  sigma ini terperisai. Diperlukan kuat medan luar yang sedikit lebih besar untuk  mengalahkan medan imbasan itu, agar dapat membawa proton beresonansi. Kuat  medan imbasan ini bergantung pada rapat elektron di dekat atom hidrogen dalam  ikatan sigma. Makin besar rapatan elektron itu maka akan makin besar juga medan  magnet imbasan tersebut. 

2.11.2 Medan terimbas oieh elektron pi 

Medan magnet yang diimbas oleh elektron pi bersifat berarah (tak simetris).  Suatu pengukuran yang hasilnya beranekaragam bergantung pada arah pengukuran  yang disebut anistropik. Karena efek medan molekular yang diimbas oleh elektron  pi tergantung pada arah, maka efek ini disebut efek anistropik (efek ini kontras  dengan efek induktif yang bersifat simetris di sekitar proton). Efek anistropik terjadi  sebagai tambahan pada medanmedan molekular yang selalu ada, yang diimbas oleh  elektron-elektron ikatan sigtna. Dalam benzena, elektron pi terletak di sekitar  cincin. Dibawah pengaruh medan magnet luar, elektron pi ini berputar mengitari  cincin. Sirkulasi ini disebut arus cincin, mengimbas suatu medan magnet molekular.

14 

2.12 Spektrometri NMR 13C 

Memberikan informasi mengenai karbon-karbon dalam suatu molekul  organik. Spektrum 13C-NMR lebih sederhana dibanding 1HNMR karena pada  13C-NMR tidak ada pemisahan spin 13C-13C. Pada spektrumnya tidak  dicantumkan integrasi. Dalam spektroskopi 1H NMR kita bekerja dengan isotop  hidrogen alamiah dengan kelimpahan 99,985 %, atom hidrogen alami adalah 1H,  atom karbon dalam alam 98,9 % adalah 12C, suatu isotop yang intinya tak  mempunyai spin (I = 0). Karbon -13 hanya merupakan 1,1 % atom karbon yang  terdapat di alam ( I = ½). Jumlah Atom Karbon dapat dihitung : ϵ C = [ BM – m. Hidrogen – m. atom lain] / 12 ϵ = jumlah ; m = massa ; BM= berat molekul. Transisi  dari paralel ke antiparalel dari sebuah inti 13C adalah transisi energi rendah. Spektra  13C NMR hanya dapat diperoleh dengan spektrometer yang sangat sensitif.  Kelimpahan 13C yang rendah akan mengurangi kerumitan spektra 13C  dibandingkan spektra 1H NMR. 

2.13 Menggunakan Spektra Inframerah dan Nmr untuk Identifikasi Struktur  Organik 

Dari suatu spektrum inframerah, dapat disimpulkan identitas gugus  fungsional. dari 1 spektrum nmr Proton seringkali dapat disimpulkan struktur  bagian hidrokarbon suatu molekul. kadang-kadang mungkin untuk menyimpulkan  struktur lengkap suatu senyawa hanya dari Spektra inframerah dan nmr. adalah  diperlukannya inti informasi tambahan yang diberikan umumnya berupa rumus  molekul. dari rumus molekul dapat dihitung banyaknya rincian atau ikatan rangkap. 

15 

contohnya C6 h12 ialah cnh2n struktur itu mengandung atau suatu ikatan rangkap  suatu. fragmen-fragmen struktur dapat ditetapkan berdasarkan Spektra. kemudian  dicoba mencocokkan fragmen-fragmen itu dengan rumus molekul dalam spektrum  nmr jumpai absorpsi bawah Medan yang berada di luar jangka maka disimpulkan  bahwa senyawa itu suatu keton bukan suatu aldehida. spektrum nmr hanya  menunjukkan suatu singlet Oleh karena itu semua hidrogen haruslah. ekivalen dan  tidak ada Hidrogen pada tangga yang non equivalent .

16 

BAB III  

PENUTUP 

3.1 Kesimpulan 

1. Spektrofotometri pektrofotometri NMR adalah salah satu teknik utama  yang digunakan digunakan untuk mendapatkan mendapatkan informasi  fisik, informasi fisik, kimia, elektronik dan elektronik dan tentang struktur  tentang struktur molekul dimana pada kondisi yang sesuai, suatu sampel  dapat mengabsorpsi radiasi elektromagnetik daerah frekuensi radio, pada  frekuensi yang tergantung dari sifat-sifat sampel. 

2. Komponen yang terdapat dalam spektroskopi NMR adalah magnet,  generator medan magnet penyapu, sumber frekuensi radio, detector  sinyal, rekorder, tempat sampel dan probe sampel.  

3. Metode spektroskopi jenis NMR didasarkan pada penyerapan energi  oleh partikel partikel yang sedang berputar berputar di dalam medan  magnet yang kuat. Energi yang dipakai dalam pengukuran dengan metode  ini berada pada daerah gelombang radio 75-0,5 m atau pada frekuensi 4- 

600 MHz yang bergantung pada jenis inti yang d bergantung pada jenis  inti yang diukur.  

3.2 Saran 

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena  itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar  dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. 

DAFTAR PUSTAKA 

Khopkar, S. (2003). Konsep Dasar kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.  

Sastrohamidjojo, H. (1994). Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti  (Nuclear Magnetic Resonance, NMR. Yogyakarta: Liberty.  

Mistar, Sandi.(2010). Jurnal Jurnal Farmasi Farmasi dan Analisis Analisis  Biomedis Biomedis. http://sandymistar.blogspot.co.id/2010/12/jurnal farmasi-dan-analis- biomedis. biomedis. 

Pecsok and Shield. (1968). Modern Metods of Chemial Modern Metods of  Chemial Analysis Analysis. New York: John Wiley & Sons.

No comments:

Post a Comment