Wednesday, December 4, 2013

LAPORAN SEL VOLTA | KOROSI

I.  Judul Percobaan                        : Sel Volta
II.    Tujuan Percobaan        : Menentukan Potensial Sel pada sel volta

III. TEORI PERCOBAAN
        Sel volta merupakan suatu sel elektrokimia yang mengubah zat kimia menjadi energi listrik. Dalam sel volta reduktor dan oksidatornya dipisahktan sehingga pemindahan tidak terjadi secara langsung tetapi melalui kawat penghantar. Zink, tembaga, dan magnesium merupakan elektroda. Terdapat 2 jenis elektroda yaitu Katode(+) tempat terjadinya reduksi sedangkan pada anode(-) tempat terjadinya oksidasi. Potensial elektode sel dapat ditentukan melalui persamaan       :
                                  E0Sel = EOReduksi - E0Oksidasi
                                                EOSel = E0Katode ­ - E0Anode
                                                EOSel = E0Besar      - E0Kecil                 
IV. ALAT DAN BAHAN
1.      Alat yang digunakan
a.     Gelas kimia 100 ml
b.    Pipa U
c.     Voltmeter
d.    Spritus
e.     Kaki Tiga

2.      Bahan yang digunakan
a.     Larutan ZnSO4
b.    Larutan CuSO4
c.     Larutan MgSO4
d.    Air

V.                Langkah Kerja
1.      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Masukkan larutan ZnSO1 M dan CuSOpada gelas kimia sebanyak 80 ml
3.      Siapkan Agar-agar yang berfungsi sebagi jembatan garam yang kemudian dimasukkan dalam tabung U
4.      Hubungkan  elektroda Zn  dengan larutan ZnSO4 dan Cu pada larutan CuSO4
5.      Catat peubahan tegangan listrik pada voltmeter

VI.      Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan sebagai berikut.

NO

LARUTAN 1
LARUTAN 2
E0Sel
1

ZnSO4
CuSO4
1,1 Volt
2

MgSO4
CuSO4
1,9 Volt
3

MgSO4
ZnSO4
0,9 Volt

VII.          Reaksi –reaksi yang terjadi
1.      Reaksi  antara ZnSO dan CuSO4  yaitu
Anode (-)   :  Zn2+  + 2e-                        Zn                 EOSel = -0,76 Volt
Katode (+) :   Cu2+  + 2e-                       Cu                EOSel = + 0,34 Volt
EOSel = E0Katode ­ - E0Anode
EOSel = 0,34 Volt- (-0,76 Volt)
EOSel = + 1,10 Volt

2.      Reaksi antara MgSO dan CuSO yaitu
Anode (-)   :  Mg2+  + 2e-          Mg                 EOSel = -2,37 Volt
Katode (+) :   Cu2+  + 2e-                       Cu                EOSel = + 0,34 Volt
EOSel = E0Katode ­ - E0Anode
EOSel = 0,34 Volt- (-2,37 Volt)
EOSel = + 2,71 Volt
3.      Reaksi antara MgSO dan ZnSO yaitu
Anode (-)   :  Mg2+  + 2e-          Mg                 EOSel = -2,83 Volt
Katode (+) :   Zn2+  + 2e-                       Zn                 EOSel = - 0,76 Volt
EOSel = E0Katode ­ - E0Anode
EOSel = -0,76 Volt- (-2,83 Volt)
EOSel = + 1,07 Volt
VIII.       Pembahasan

Dari hasil percobaan yang dilakukan kelompok kami, yaitu reaksi antara :
1.      ZnSOdan CuSO4, berdasarkan pengamatan , hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 1,1 Volt. Dan hasil tersebut sesuai dengan teori EOSel = E0Katode ­ - E0Anode.

2.      MgSO4 dan CuSO4, berdasarkan pengamatan , hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 1,9 Volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yang menghasilkan potensial sel yaitu 2,71 Volt. Jadi selisihnya adalah 0,81 Volt. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena konsentrasi zatnya tidak akurat 1 M, ataupun elektroda yang tidak di haluskan setelah digunakan.

3.      MgSO4 dan ZnSO4, berdasarkan pengamatan, hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 0,9 Volt. Hasil tersebut kurang sesuai dengan teori yaitu 1,07 Volt. Jadi, selisihnya adalah 0,17 Volt. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena konsentrasi zatnya tidak sesuai 1 M, ataupun elektroda yang tidak di haluskan setelah digunakan.

IX.             Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa potensial sel pada sel volta, yaitu :

NO

LARUTAN 1
LARUTAN 2
E0Sel
1

ZnSO4
CuSO4
1,1 Volt
2

MgSO4
CuSO4
1,9 Volt
3

MgSO4
ZnSO4
0,9 Volt

Adapun perbedaan potensial selnya pada percobaan dan teori terjadi karena konsentrasi larutan yang kurang tepat dan elektroda yang tidak dihaluskan setelah digunakan.






LAPORAN PERCOBAAN 2
I.                   Judul Percobaan                : Elektrolisis
II.                Tujuan Percobaan  : mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis

III.             Alat dan bahan
1.      Alat yang digunakan
a.       Statif
b.      Tabung U
c.       Sumber Arus (Adaptor/Batteray)
d.      Elektroda karbon
e.       Kabel

2.      Bahan yang digunakan
a.       Larutan NaCl
b.      Larutan CuSO4
c.       Larutan KI
d.      Indicator PP
e.       Indikator metil jingga
f.       Indikator metil merah

IV.             Teori

      Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang merubah energy listrik menjadi energy kimia. Pada sel elektrolisis, reaksi mulai terjadi pada katode, yaitu tempat arus masuk (pada sel volta reaksi terjadi pada anode yaitu tempat arus keluar). Katode merupakan kutub negatif sedangkan anode merupakan kutub negatif.
Adapun syarat-syarat terjadinya reaksi pada katoda dan anoda  sebagai berikut :
a.       Katoda
i.     Jika yang dielektrolisis adalah leburan ma asemua jenis kation akan dapat mengalami reduksi pda katoda
Ln+  + ne-                             L
ii.       Jika yang digunakan berupa larutan maka
a)      Kation-kation golongan IA,IIA,Al+3, dan Mn+2 tidak dapat mengalami reduksi . Pada katoda yang mengalami reduksi adalah air( H2O). Reaksinya yaitu
2H2O    +       2e                    H2          + OH

b)      Kation asam H dapat mengalami reduksi
2H+    + 2e                 H2
c)      Kation logam selain point a) dapat mengalami reduksi

b.       Anoda
i.       Jenis anoda
                                    a). anoda inert, yaitu anoda yang tidak dapat bereaksi
     b). anoda tidak inert, yaitu anoda yang mudah teroksidasi yaitu elektroda selain C,Pt, dan Au.
   ii. Jenis Anion dalam larutan
a.       Jika anoda menggunakan anoda tidak inert maka yang teroksidasi adalah logam anoda itu sendiri
L(S)                                 L2+         + ne

b.      Jika menggunakan anoda inert, maka reaksi oksida keratin bergantung pada anionnya .
·         Anion-anion oksi (SO4-2, NO3-, CO3-2) tidak dapat teroksidasi di anoda, jadi yang teroksidasi alah air            :
2 H2O                    4H+       + O2      + 4e-
·         Anion basa OH- dapat terosidasi
4 OH-                       2H2O   +          O2          + 4e
·         Anion –anion halide, X­ ( Gol VIIA)
2X -                        X    +  2e


V.                Langkah Kerja
a.       Rangkailah set instrument elektrolisis
b.      Masukkan larutan NaCl ke dalam tabung U, tetesi dengan indicator PP (2 tetes)
c.       Aliri larutan dalm tabung U dengan arus listrik 6 V melalui elektroda karbon
d.      Amati perubahan-perubahan yang terjadi
e.       Lakukan hal yang sama untuk larutan CuSO4 ­dan KBr

VI.             Hasil Pengamatan
No.
Larutan
Pengamatan Pada
Indikator
Larutan
Elektroda
1
NaCl
Terdapat gelembung
Katode(-) berwarna keungu-unguan
Anode(+) berwarna putih kekuning-kuningan
Metil merah
2
CuSO4
Terdapat gelembung
Katode(-) terdapat endapan Cu dan terdapat warna kecoklatan
Anoda(+) berwarna pink
Phenolftalin
3
KI
Terdapat gelembung
Katode(-) berwarna ungu
Anode(+) berwarna orange kecoklatan
Metil jingga


VII.          Reaksi – Reaksi yang Terjadi
1.      Larutan NaCl dengan elektrode C
NaCl                            Na+ + Cl 
Katode (-)  2H2O + 2e -                      H2 + 2OH -
Anode (+)  2Cl -                                  Cl2 + 2e -
                        Reaksi : 2 H2O + 2Cl -                         Cl2 + H2 + 2OH –

Ket. Na pada katoda tidak dapat mengalami reduksi karena merupakan unsur golongan IA, sehingga yang megalami reduksi yaitu air(H2O). Sedangkan pada anode, C merupakan anoda inert atau sulit untuk mengalami oksidasi sehingga yang mengalami oksidasi adalah Cl- .

2.      Larutan CuSO4 dengan electrode C
CuSO4                         Cu2+ + SO4-2
Katode (-) Cu2+ + 2e-              Cu
Anode (+)  2H2O                    4H+ + O2 + 4e-
Reaksi :  2Cu2+ + 2H2O                      2Cu + 4H+ + O2
                           Ket. Cu  dapat mengalami reduksi karena unsur tesebut tidak termaksud unsur golongan IA, golongan  IIA, Al+3, dan Mn+2. Anoda C merupakan Anoda inert sehingga yang mengalami oksidasi adalah SO4-2, Namun karena SO4-2 meruapan anion oksida sehingga yang mengalami oksidasi adalah H2O
3.      Larutan KI dengan electrode C
KI                    K+ + I 
Katode (-) 2H2O + 2e -                       H2 + 2OH –
Anode (+)  2I -                        I2 + 2e -
                        Reaksi : 2 H2O + 2l -               l2 + H2 + 2OH –
Ket. K pada katoda tidak dapat mengalami reduksi karena merupakan unsur golongan IA, sehingga yang megalami reduksi yaitu air(H2O). Sedangkan pada anode, I merupakan anoda inert atau sulit untuk mengalami oksidasi sehingga yang mengalami oksidasi adalah I- .

VIII.       Pembahasan
                       
a.       Larutan NaCl dengan anoda Karbon(C)
      Pada larutan terdapat gelembung udara baik di katoda maupun di anoda. Pada katoda gelembung tersebut berasal dari reduksi H2O yang menghasilkan gas H2, sedangkan pada anoda terdapt oksidasi Cl‑  menjadi gas Cl2.  Pada elektroda Terlihatnya warna ungu pada katoda  akibat dari meningkatnya konsentrasi OH­­ yang berasal dari reduksi air,sehingga mengubah warna indikator. Sedangkan warna kuning pada elektroda berasal dari oksidasi Cl menjadi Cl2.

b.      Larutan CuSO elektroda C
Gelembung udara hanya terdapat pda anoda karena terjadi reaksi oksidasi HO  menjadi gas H2.  Pada katoda terdapat endapan Cu yang berasal dari reduksi Cu2+ dan warna kecoklatan itu berasal dari reduksi tersebut. Sedangkan pada anoda terlihat perubahan warna karena meningkatnya konsentrasi H+  sehingga terlihat warna pink.

c.       Larutan KI dan Elektroda C
Pada larutan KI terlihat jelas bahwa adanya gelembung pada kedua elektroda. Pada kation , gelembung udara berasal dari reduksi H2O yang menghasilkan gas H2. Pada anoda gelembung udara berasal dari oksidasi I­  menjadi I­2. Terjadinya perubahan warna indikator pada katoda menjadi warna unggu karena peningkatan konsentrasi OH ,sedangkan pada anoda  orange kecoklatan berasal dari oksidasi Imenjadi gas I­2.

IX.             Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, dapat kami simpulkan bahwa sel elektrolisis mengubah energy listrik menjadi energy kimia.Hal ini didasarkan pada terdapatnya gelembung udara pada katoda maupun anoda dan terjadinya perubahan warna indikator akibat berubahnya konsentrasi OH­ pada katoda dan Hpada anoda.

No comments:

Post a Comment