Wednesday, December 4, 2013

LAPORAN SEMENTARA SEL VOLTA

I.       Tujuan Percobaan         : Menentukan potensial pel pada sel volta

II.    Landasan Teori
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel galvani dan sel elektrolisis. Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda, yang disebut katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit. Pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Sedangkan reaksi oksidasi terjadi pada anoda. Sel elektrokimia dapat dibagi menjadi:
1.      Sel Volta / Sel Galvani merubah energi kimia menjadi listrik
Contoh : batere (sel kering) dan accu
2.      Sel Elektrolisis à merubah energi listrik menjadi energi kimia
Contoh : penyepuhan, pemurnian logam

Dalam sel volta, reasi redoks spontan digunakan sebagai sumber arus listrik. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks yang tidak spontan.

Sel elektrolisis terdiri dari sebuah wadah, elektroda, elektrolit, dan sumber arus searah. Elektron memasuki kutub negatif (katoda). Spesi tertentu dalam larutan menyerap elektron dari katoda dan mengalami reduksi. Sementara itu, spesi lain akan melepas elektron di anoda dan mengalami oksidasi. Jadi sama seperti pada sel volta, reaksi di katoda adalah reduksi, dan reaksi di anoda adalah oksidasi. Akan tetapi muatan elektrodanya berbeda. Pada sel volta, katoda bermuatan positif, dan anoda bermuatan negatif. Pada sel elektrolisis, katoda bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif. Deret volta diurutkan berdasarkan urutan potensial reduksi semakin ke kiri, semakin kecil sehingga sifat pereduksi semakin kuat (logam semakin reaktif atau semakin mudah meengalami oksidasi).

Potensial elektroda standar suatu elektroda adalah daya gerak listrik yang timbul karena pelepasan elektron dari reaksi reduksi. Karena itu, potensial elektroda standar sering juga disebut potensial reduksi standar. Potensial ini relatif karena dibandingkan dengan elektroda hidrogen sebagai standar. Nilai potensial elektroda standar dinyatakan dalam satuan Volt (V). Untuk elektroda hidrogen, E0 nya adalah 0,00V.
Bila Eo > 0 à cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator)
- Bila Eo < 0 à cenderung mengalami oksidasi (bersifat reduktor)

Potensial standar sel adalah nilai daya gerak listrik sel yang besarnya sama dengan selisih potensial reduksi standar elektroda yang mengalami reduksi dengan potensial reduksi standar elektroda yang mengalami oksidasi.
Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi


III.             Alat dan Bahan
1.      Gelas Kimia 100ml 2 buah
2.      Lempeng Mg
3.      Lempeng Al
4.      Lempeng Cu
5.      Paku sebagai Fe


6.      Lempeng Zn
7.      Larutan CuSO4
8.      Larutan MgSO4
9.      Larutan AlSO4
10.  Larutan FeSO4
11.  Larutan ZanSO4
12.  Batu batrai
13.  Penjepit buaya
14.  Jembatan Garam dengan agar-agar

IV.             Cara Kerja
1.      Memasukkan larutan CuSO4 dan ZnSO4 kedalam gelas kimia 100 ml lalu memasang jembatan garam diantara kedua larutan dan memastikan bahwa ujung jembatang garam tercelup kedalam larutan.
2.      Menjepitkan jepitan buaya pada lempeng Cu dan lempengan Zn, lalu diberi aliran listrik dari batu batrai dan mengamati pergerakan jarum.
3.      Melakukan percobaan yang sama pada larutan yang lain dengan cara yang sama.
4.      Mencatat hasil pengamatan pada tabel

V.                Hasil Pengamatan

Cu
Zn
Mg
Al
Fe
Cu
-
-
-
-
-
Zn
1.1
-
2.5
4
5
Mg
2.5
-
-
-
-
Al
2.1
-
2
-
-
Fe
4
-
2
-
-

VI.             Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan kelompok kami, yaitu reaksi antara :
1.      ZnSOdan CuSO4, berdasarkan pengamatan , hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 1,1 Volt. Dan hasil tersebut sesuai dengan teori EOSel = E0Katode ­ - E0Anode.
2.      MgSO4 dan CuSO4, berdasarkan pengamatan , hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 2.5 Volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yang menghasilkan potensial sel yaitu 2,71 Volt. Jadi selisihnya adalah 0,33 Volt. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena konsentrasi zatnya tidak akurat 1 M, ataupun elektroda yang tidak di haluskan setelah digunakan.
3.      MgSO4 dan ZnSO4, berdasarkan pengamatan, hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 2.5 Volt. Hasil tersebut kurang sesuai dengan teori yaitu 1,07 Volt. Jadi, selisihnya adalah 1.43 Volt. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena konsentrasi zatnya tidak sesuai 1 M, ataupun elektroda yang tidak di haluskan setelah digunakan.
4.      AlSO4 dan CuSO4 berdasarkan pengamatan, hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 2.1 volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yaitu 2 volt. Jadi selisihnya adalah 0.1 volt.
5.      AlSO4 dan ZnSO4 berdasarkan pengamatan hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 4 volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yaitu 0.9 volt. Jadi selisihnya adalah 3.1 volt
6.      MgSO4 dan AlSO4 berdasarkan pengamatan hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 2 volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yaitu 1.51 volt. Jadi selisihnya adalah 0.49 volt
7.      FeSO4 dan CuSO4 berdasarkan pengamatan hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 4 volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yaitu 0.78 volt. Jadi selisihnya adalah 3.22 volt
8.      ZnSO4 dan FeSO4 berdasarkan pengamatan hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 5 volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yaitu 0.32 volt. Jadi selisihnya adalah 4.68 volt
9.      MgSO4 dan FeSO4 berdasarkan pengamatan hasil yang ditunjukkan pada voltmeter pada reaksi ini yaitu 2 volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yaitu 1.93 volt. Jadi selisihnya adalah 0.07 volt


Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa potensial sel pada sel volta, yaitu :
No
Larutan 1
Larutan 2
E0Sel
1.
ZnSO4
CuSO4
1,1 Volt
2.
MgSO4
CuSO4
2.5 Volt
3.
MgSO4
ZnSO4
2.5 Volt
4.
AlSO4
CuSO4
2.1 volt
5.
AlSO4
ZnSO4
4 volt
6.
MgSO4
AlSO4
2 volt
7.
FeSO4
CuSO4
4 volt
8.
ZnSO4
FeSO4
5 volt
9.
MgSO4
FeSO4
2 volt

Adapun perbedaan potensial selnya pada percobaan dan teori terjadi karena konsentrasi larutan yang kurang tepat dan elektroda yang tidak dihaluskan setelah digunakan.

No comments:

Post a Comment