Thursday, November 21, 2013

PEMBUATAN ENZIM RENNIN | WANG


Produksi Enzim Renin
Rennin M. pussillus disiapkan dengan cara menginokulasikan spora M. pusillus kedalam media fermentasi tepung jagung (pop corn) dengan perbandingan tepung jagung : larutan mineral (1 : 1), dengan pH media 4,0. Larutan mineral terdiri dari akuades, 0,1% urea; 2,0% pepton; 0,05% CaCl2; 0,02% KH2PO4; 0,05% MgSO4.7H2O;; 0,05% KCl. Media disterilisasi pada suhu 1210C selama 15 menit. Selanjutnya pada suhu kamar, mediafermentasi diinokulasi spora sebanyak 5 ml, diinkubasi suhu 370Cselama 116 jam. Media fermentasi yang berwarna abu-abu, kemudian diekstraksi menggunakan blender dengan pengenceran akuades steril 1000 ml per 100 g dan ditambah tween 80 sebanyak 0,05%. Supernatan disaring dan kemudian disentrifugasi berkecepatan 4000 rpm selama 20 menit pada suhu 40C sehingga diperoleh filtrate ekstrak kasar enzim reinnin M. puaillus.

Pembuatan Enzim Renin
Matriks Ca-alginat dengan perbandingan Na-alginat 1% dan enzim yaitu 4 : 1 yakni 4 ml Na-alginat dan 1 ml filtrate enzim (perbandingan ini dianggap 1 bagian) diteteskan dalam CaCl2 2%. Enzim amobil disimpan dalam media pepton 0,1% pada suhu ± 40C.
Produksi rennin M. pusillus dilakukan pada suhu 370C. Pemilihan suhu fermentasi berpedoman pada suhu optimum pertumbuhan kapang M. pusillus. Menurut Somkuti dan Babel (1968), fermentasi pada suhu 280C dan 450C pada medium yang sama M. pusillus menghasilkan karakteristik enzim yang sama. Enzim ekstraseluler pada umumnya disintesis di membrane sel dalam bentuk precursor (Ward, 1983) akan menjadi bentuk proteinase aktif, jika peptide tersedia dalam medium dan mendukung enzim keluar membrane.
Suhu lingkungan merupakan factor pentingbagi pertumbuhan mikroba dan sintesis produk metabolism. Pada suhu optimum mikroba dapat tumbuh dan melakukan metabolism sebaik-baiknya. Suhu optimum pertumbuhan belum tentumerupakan suhu optimum untuk pembentukan enzim. Suhu adalah salah satu factor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dan produksi metabolit, mengingat suhu mempengaruhi kecepatan reaksi kimia, konfigurasi tiga dimensi protein dan kecepatan aktivitas enzim. Suhu yang terlalu rendah menyebabkan reaksi metabolism relative rendah karena tidak cukup energy untuk mencapai suatu reaksi. Pada suhu yang lebih tinggi molekul enzim yang terproduksi lebih aktif dan terjadi tumbukan molekul, dapat memulai suatu reksi selama protein enzim tidak terdenaturasi. Optimual produksi enzim didefinisikan sebagai maksimum produk, pada kondisi ini enzim diproduksi terus-menerus.

Amobilisasi Enzim Renin
Tujuan amobilisasi enzim adalah untuk meningkatkan aktivitas enzim dan menggunakan enzim amobil tersebut untuk fermentasi ulang secara bacth maupun fermentasi kontinyu (Panji, 1998). Amobilisasi enzim rennin yang diproduksi dari M. pusillus dengan menggunakan matriks alginate berhasil dengan baik. Manik-manik yang terbentuk mempunyai bentuk dan kekenyalan yang baik serta cukup stabil dalam media cair selama dalam penyimpanan larutan pepton 0,1%. Manik-manik yang terbentuk dalam 4 ml alginate 1% dan 1 ml enzim memiliki berat 3,5 g. Kekuatan gel akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi dar alginate dan CaCl2Na-alginat termasuk bahan makanan, memiliki kekuatan gel yang baik, mampu mempertahankan aktivitas enzim dan mampu menjaga stabilitas aktivitas biokimia (Bucke, 1982). Gel alginate dapat dibentuk dari pembentukan jaringan ionic dengan adanya ion kalsium (Ca2+). Secara kimia, alginate sangat stabil pada pH 5 – 10. Pada konsentrasi asam tinggi dan suhu tinggi dapat menyebabkan proses dekarboksilat alginate (Rahayu, 1990; Chaves et al., 1994). Terbentuknya matriks Ca-alginat disebabkan oleh Ca bivalen bereaksi dengan monovalen anion karboksilat alginate membentuk jaringan tiga dimensi (Bucke, 1982).

No comments:

Post a Comment