1. Carilah 1 jurnal terkait biodegradable polymer dan penerapannya. Jelaskan abstraknya!
(sertakan referensi yang terkait)
2. Difraksi sinar X atau X-ray diffraction (XRD) adalah suatu metode analisa yang digunakan
untuk mengidentifikasi perubahan struktur dan fasa kristalin suatu polimer.Carilah 1 grafik
analisa XRD dan jelaskan pembacaan grafik tersebut!(sertakan referensi yang terkait)
3. Buatlah 1 contoh proses pembuatan polimer pada suatu industri, tuliskan tahapan nya dari
bahan dasar hingga produk!
4. Carilah 1 jurnal terkait non biodegradable polymer dan penerapannya. Jelaskan abstraknya!
(sertakan referensi yang terkait)
5. Berikanlah 5 contoh kombinasi material polimer yang kamu ketahui tentang aplikasi
teknologi polimer! (sertakan referensi yang terkait)
JAWAB
1. SINTESIS POLILAKTIDA (PLA) DARI ASAM LAKTAT DENGAN METODE POLIMERISASI PEMBUKAAN CINCIN MENGGUNAKAN KATALIS LIPASE
Pengembangan dalam plastik berbasis bio dengan memanfaatkan bahan-bahan biologis untuk dikonversikan menjadi polimer biodegradable ramah lingkungan. Polilaktida (PLA) merupakan polimer yang serbaguna, biodegradable dan berasal dari sumber daya terbarukan sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai pengganti plastik konvensional.Disini diketahui dalam Pembuatan polilaktida (PLA) dari asam laktat dengan metode polimerisasi pembukaan cincin dilakukan menggunakan 3 tahapan proses yaitu polikondensasi, depolimerisasi dan polimerisasi. Polikondensasi menghasilkan oligomer PLA, depolimerisasi mengubah oligomer menjadi senyawa siklik ester (laktida) dan polimerisasi laktida menghasilkan PLA. Salah satu faktor yang mempengaruhi berat molekul PLA adalah optical purity laktida. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi katalis optimum dalam pembuatan laktida melalui tahapan polikondensasi dan depolimerisasi serta menghasilkan PLA dengan metode polimerisasi pembukaan cincin laktida menggunakan katalis lipase Candida rugosa 1%(b/b).
Referensi: jurnal. umj.ac.id/index.php/semnastek
2. PEMBUATAN CELLULAR GLASS DARI FLY ASH PABRIK KELAPA SAWIT
Dari grafik diatas Gambar 5 (a), (b), (c) menunjukkan hasil analisa XRD pada komposisi glass powder 45 %wt dengan penambahan dolomite 0 %wt, 8 %wt, 20 %wt. Fase-fase kristalin yang terindentifikasi oleh analisa X-Ray Diffraction pada penambahan dolomite 0; 8; 20 %wt diantaranya quartz, diopside dan augite.Maka akan alex bahas satu persatu sebagai berikut :
a. Pada Gambar grafik (a) menunjukkan bahwa tiga titik puncak tertinggi yang teridentifikasi pada foam glass dihasilkan fase kristalin quartz (2θ = 26,009º), fase kristalin diopside (2θ = 29,2766º) dan fase kristalin augite (2θ = 35,0140º) dengan suhu sintering 900ºC.
b. Pada Gambar grafik (b) menunjukkan bahwa tiga puncak tertinggi yang teridentifikasi menghasilkan fase kristalin quartz (2θ = 26,075º), fase kristalin diopside (2θ = 29,415º) dan fase kristalin augite (2θ = 35,076º) dengan kondisi proses yang sama.
c. Pada Gambar grafik (c) menunjukkan fase kristalin yang teridenstifikasi pada 3 titik puncaknya yaitu fase kristalin quartz (2θ = 26,5270º), fase kristalin diopside (2θ = 29,6646º) dan fase kristalin augite (2θ = 35,30º).
Peningkatan intensitas puncak fase kristalin diopside yang dihasilkan pada foam glass dipengaruhi komposisi kalsium karbonat yang ditambahkan sehingga dengan meningkatnya komposisi dolomite akan menghasilkan intensitas puncak fase kristalin diopside yang semakin meningkat. Hal yang sama juga terjadi dengan fase kristalin augite, yang mana akan semakin meningkat intensitas puncak fase kristalin augite dengan adanya peningkatan penambahan dolomite sebagai foaming agent.
Referensi : https://repository.unri.ac.id/xmlui/handle/123456789/8818
3. PABRIK POLISTIRENA DENGAN PROSES POLIMERISASI LARUTAN. Pembuatan polistirena secara garis besar dapat dibagi menjadi lima tahap:
a. Tahap Penyiapan Bahan Baku
Stirena monomer sebagai bahan baku utama disimpan dalam tangki atmosferis pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm, dialirkan menggunakan pompa sentrifugal ke dalam mixer (M-120) untuk dicampur dengan arus recycle, serta etil benzena sebagai pelarut yang dialirkan dari tangki penyimpanan etil benzena pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm menggunakan pompa sentrifugal. Campuran stirena monomer, arus recycle, dan pelarut etil benzena ini selanjutnya dialirkan ke dalam reaktor untuk tahap selanjutnya yaitu tahap reaksi, tetapi sebelum dimasukkan ke dalam reaktor bahan perlu dipanaskan terlebih dahulu untuk mengurangi kebutuhan panas di dalam reaktor dengan menggunakan pemanas heat exchanger.
b. Tahap Reaksi
Campuran stirena monomer, etil benzena, dan inisiator benzoil peroksida dimasukkan ke dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) (R-130) untuk direaksikan. Kondisi operasi dalam reaktor dipertahankan pada suhu 90o dan tekanan 1 atm utuk mencapai konversi 70%. Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah reaksi eksotermis (melepaskan panas), sehingga diperlukan pendingin dengan menggunakan jaket pendingin.
c. Tahap Pemisahan
Produk yang keluar dari reaktor dengan menggunakan pompa sentrifugal dialirkan ke flash drum (D-140) dengan kondisi operasi pada suhu 171,74oC dan tekanan 1,2 atm untuk memisahkan sisa pereaktan yang tidak bereaksi dan pelarut dengan produk. Uap yang terbentuk menuju ke bagian atas flash drum sebagai hasil atas, yang akan dikondensasikan di kondenser dan nantinya hasil kondensasi digunakan kembali sebagai umpan recycle. Sedangkan fase cairnya sebagai hasil bawah dialirkan menuju extruder.
d. Tahap Pembentukan
Produk polistirena yang keluar sebagai hasil bawah flash drum dimasukkan ke dalam extruder (S 150) untuk membentuk lelehan polistirena menjadi polistirena berbentuk pellet berukuran 1/8 in. Extruder dilengkapi dengan cooling bath yang berfungsi untuk mendinginkan polistirena, setelah melewati cooling bath kemudian dialirkan udara yang dihembuskan oleh blower untuk mengeringkan polistirena. Polistirena yang sudah kering kemudian masuk ke cutting machine
untuk memotong polistirena menjadi polistirena berbentuk pellet, kemudian polistirena yang sudah berbentuk pellet diangkut menuju silo.
e. Tahap Penyimpanan
Polistirena yang sudah berbentuk pellet diangkut menuju silo dan selanjutnya disimpan di gudang penyimpanan untuk kemudian didistribusikan
4. MODIFIKASI HOMOPOLIMER POLI (VINIL ASETAT) DENGAN VARIABEL HIDROFOBISITAS EMULSIFIER UNTUK APLIKASI PERKAYUAN
Yang kita tahu pada umumnya proses menyatukan kayu yang satu dengan lainnya dan berbasis pada pelarut dibutuhkan lah lem. Sejauh ini pelarut sering digunakan pelarut organik golongan BTX (Benzena, Toluene, dan Xylene) yang merupakan pelarut berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Untuk itu perekat berbasis air yang berbahan baku vinil asetat akan diperkenalkan pada penelitian ini. Pengaruh hidrofobisitas surfaktan yang digunakan terhadap viskositasnya dijadikan tujuan dari penelitian ini. Vinil asetat dan polivinil alkohol digunakan sebagai bahan baku. Asam tartrat dan amonium persulfat digunakan sebagai bahan pendukung proses. Proses polimerisasi dilakukan di dalam reaktor dilengkapi kondensor, termometer, dan motor pengaduk. Sintesis homopolimer PVAc telah berhasil dilakukan dengan polimerisasi monomer vinil asetat dan PVOH menggunakan APS sebagai inisiatornya. Penambahan surfaktan yang bersifat hidrofilik akan mengurangi hidrofobisitas dari polimer yang akan berpengaruh pada menurunnya viskositas. Penambahan surfaktan rantai panjang juga dapat mempengaruhi peningkatan viskositas. hasil viskositas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh para pelaku industri sintetis perekat, khususnya perekat homopolimer PVAc, baik skala kecil maupun skala besar, dengan menggunakan jenis surfaktan yang sama maupun dengan pemanfaatan hidrofobisitas dari jenis surfaktan yang lain.
5. Berikut contoh kombinasi material polimer
a. Polybenzimidazole dan ionic liquid komposit memba untuk polimer elektrolit fuelcell bertemperatur tinggi (dibahas bu eka pada 12 april 2021)
Referensi : https://doi.org/10.1016/j.ssi.2021.115569
b. Persiapan dan bioaktivasi dari chitosan 1 asam acetic 5 flurouracil terkonjugasi sebagai obat kanker (dibahas bu eka pada 18 april 2021)
Referensi : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29117097/
c. Pabrikasi dari selulosa acetat chitosan polyethylene glycol ultra filtrasi membrane untuk penghilangan chromium (dibahas bu eka pada 18 april 2021)
Referensi : https://www.researchgate.net/publication/269097188_Fabrication_of_cellulose_acetate chitosan-polyethylene_glycol_ultrafiltration_membrane_for_chromium_removal
d. Pengaruh Kombinasi Polimer Hidroksipropilmetilselulosa dan Natrium Karboksimetilselulosa terhadap Sifat Fisik Sediaan Matrix-based Patch Ibuprofen .
Referensi : https://jurnal.uns.ac.id/jpscr/article/view/34525
e. Pemanfaatan Karet Ban Bekas (Ground Rubber) Dan Polistirena Bekas Sebagai Bahan Aditif Dalam Pembuatan Aspal Polimer
Referensi : http://jurnal.kimia.fmipa.unmul.ac.id
No comments:
Post a Comment