Sunday, June 26, 2022

MATA PELAJARAN TENTANG POLIMER

 1. Carilah 1 jurnal terkait biodegradable polymer dan penerapannya. Jelaskan abstraknya!

(sertakan referensi yang terkait)

2. Difraksi sinar X atau X-ray diffraction (XRD) adalah suatu metode analisa yang digunakan

untuk mengidentifikasi perubahan struktur dan fasa kristalin suatu polimer.Carilah 1 grafik

analisa XRD dan jelaskan pembacaan grafik tersebut!(sertakan referensi yang terkait)

3. Buatlah 1 contoh proses pembuatan polimer pada suatu industri, tuliskan tahapan nya dari

bahan dasar hingga produk!

4. Carilah 1 jurnal terkait non biodegradable polymer dan penerapannya. Jelaskan abstraknya!

(sertakan referensi yang terkait)

5. Berikanlah 5 contoh kombinasi material polimer yang kamu ketahui tentang aplikasi

teknologi polimer! (sertakan referensi yang terkait)

JAWAB

1. SINTESIS POLILAKTIDA (PLA) DARI ASAM LAKTAT DENGAN METODE POLIMERISASI  PEMBUKAAN CINCIN MENGGUNAKAN KATALIS LIPASE 

Pengembangan dalam plastik berbasis bio dengan memanfaatkan bahan-bahan biologis untuk  dikonversikan menjadi polimer biodegradable ramah lingkungan. Polilaktida (PLA) merupakan polimer  yang serbaguna, biodegradable dan berasal dari sumber daya terbarukan sehingga berpotensi untuk  dikembangkan sebagai pengganti plastik konvensional.Disini diketahui dalam Pembuatan polilaktida  (PLA) dari asam laktat dengan metode polimerisasi pembukaan cincin dilakukan menggunakan 3 tahapan  proses yaitu polikondensasi, depolimerisasi dan polimerisasi. Polikondensasi menghasilkan oligomer PLA,  depolimerisasi mengubah oligomer menjadi senyawa siklik ester (laktida) dan polimerisasi laktida  menghasilkan PLA. Salah satu faktor yang mempengaruhi berat molekul PLA adalah optical purity laktida.  Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi katalis optimum dalam pembuatan laktida  melalui tahapan polikondensasi dan depolimerisasi serta menghasilkan PLA dengan metode polimerisasi  pembukaan cincin laktida menggunakan katalis lipase Candida rugosa 1%(b/b). 

Referensi: jurnal. umj.ac.id/index.php/semnastek 

2. PEMBUATAN CELLULAR GLASS DARI FLY ASH PABRIK KELAPA SAWIT

Dari grafik diatas Gambar 5 (a), (b), (c) menunjukkan hasil analisa XRD pada komposisi glass powder 45  %wt dengan penambahan dolomite 0 %wt, 8 %wt, 20 %wt. Fase-fase kristalin yang terindentifikasi oleh  analisa X-Ray Diffraction pada penambahan dolomite 0; 8; 20 %wt diantaranya quartz, diopside dan  augite.Maka akan alex bahas satu persatu sebagai berikut :

a. Pada Gambar grafik (a) menunjukkan bahwa tiga titik puncak tertinggi yang teridentifikasi pada  foam glass dihasilkan fase kristalin quartz (2θ = 26,009º), fase kristalin diopside (2θ = 29,2766º)  dan fase kristalin augite (2θ = 35,0140º) dengan suhu sintering 900ºC. 

b. Pada Gambar grafik (b) menunjukkan bahwa tiga puncak tertinggi yang teridentifikasi  menghasilkan fase kristalin quartz (2θ = 26,075º), fase kristalin diopside (2θ = 29,415º) dan fase  kristalin augite (2θ = 35,076º) dengan kondisi proses yang sama. 

c. Pada Gambar grafik (c) menunjukkan fase kristalin yang teridenstifikasi pada 3 titik puncaknya  yaitu fase kristalin quartz (2θ = 26,5270º), fase kristalin diopside (2θ = 29,6646º) dan fase kristalin  augite (2θ = 35,30º).  

Peningkatan intensitas puncak fase kristalin diopside yang dihasilkan pada foam glass dipengaruhi  komposisi kalsium karbonat yang ditambahkan sehingga dengan meningkatnya komposisi dolomite akan  menghasilkan intensitas puncak fase kristalin diopside yang semakin meningkat. Hal yang sama juga terjadi  dengan fase kristalin augite, yang mana akan semakin meningkat intensitas puncak fase kristalin augite  dengan adanya peningkatan penambahan dolomite sebagai foaming agent. 

Referensi : https://repository.unri.ac.id/xmlui/handle/123456789/8818 

3. PABRIK POLISTIRENA DENGAN PROSES POLIMERISASI LARUTAN. Pembuatan  polistirena secara garis besar dapat dibagi menjadi lima tahap:  

a. Tahap Penyiapan Bahan Baku  

Stirena monomer sebagai bahan baku utama disimpan dalam tangki atmosferis pada suhu 30oC dan  tekanan 1 atm, dialirkan menggunakan pompa sentrifugal ke dalam mixer (M-120) untuk dicampur  dengan arus recycle, serta etil benzena sebagai pelarut yang dialirkan dari tangki penyimpanan etil  benzena pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm menggunakan pompa sentrifugal. Campuran stirena  monomer, arus recycle, dan pelarut etil benzena ini selanjutnya dialirkan ke dalam reaktor untuk  tahap selanjutnya yaitu tahap reaksi, tetapi sebelum dimasukkan ke dalam reaktor bahan perlu  dipanaskan terlebih dahulu untuk mengurangi kebutuhan panas di dalam reaktor dengan  menggunakan pemanas heat exchanger.  

b. Tahap Reaksi  

Campuran stirena monomer, etil benzena, dan inisiator benzoil peroksida dimasukkan ke dalam  reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) (R-130) untuk direaksikan. Kondisi operasi dalam reaktor  dipertahankan pada suhu 90o dan tekanan 1 atm utuk mencapai konversi 70%. Reaksi yang terjadi  di dalam reaktor adalah reaksi eksotermis (melepaskan panas), sehingga diperlukan pendingin  dengan menggunakan jaket pendingin. 

c. Tahap Pemisahan  

Produk yang keluar dari reaktor dengan menggunakan pompa sentrifugal dialirkan ke flash drum  (D-140) dengan kondisi operasi pada suhu 171,74oC dan tekanan 1,2 atm untuk memisahkan sisa  pereaktan yang tidak bereaksi dan pelarut dengan produk. Uap yang terbentuk menuju ke bagian  atas flash drum sebagai hasil atas, yang akan dikondensasikan di kondenser dan nantinya hasil  kondensasi digunakan kembali sebagai umpan recycle. Sedangkan fase cairnya sebagai hasil bawah  dialirkan menuju extruder.  

d. Tahap Pembentukan  

Produk polistirena yang keluar sebagai hasil bawah flash drum dimasukkan ke dalam extruder (S 150) untuk membentuk lelehan polistirena menjadi polistirena berbentuk pellet berukuran 1/8 in.  Extruder dilengkapi dengan cooling bath yang berfungsi untuk mendinginkan polistirena, setelah  melewati cooling bath kemudian dialirkan udara yang dihembuskan oleh blower untuk  mengeringkan polistirena. Polistirena yang sudah kering kemudian masuk ke cutting machine 

untuk memotong polistirena menjadi polistirena berbentuk pellet, kemudian polistirena yang sudah  berbentuk pellet diangkut menuju silo.  

e. Tahap Penyimpanan 

Polistirena yang sudah berbentuk pellet diangkut menuju silo dan selanjutnya disimpan di gudang  penyimpanan untuk kemudian didistribusikan 

4. MODIFIKASI HOMOPOLIMER POLI (VINIL ASETAT) DENGAN VARIABEL HIDROFOBISITAS  EMULSIFIER UNTUK APLIKASI PERKAYUAN 

Yang kita tahu pada umumnya proses menyatukan kayu yang satu dengan lainnya dan berbasis pada pelarut dibutuhkan lah lem. Sejauh ini pelarut sering digunakan pelarut organik golongan BTX (Benzena, Toluene,  dan Xylene) yang merupakan pelarut berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Untuk itu perekat berbasis  air yang berbahan baku vinil asetat akan diperkenalkan pada penelitian ini. Pengaruh hidrofobisitas  surfaktan yang digunakan terhadap viskositasnya dijadikan tujuan dari penelitian ini. Vinil asetat dan  polivinil alkohol digunakan sebagai bahan baku. Asam tartrat dan amonium persulfat digunakan  sebagai bahan pendukung proses. Proses polimerisasi dilakukan di dalam reaktor dilengkapi kondensor,  termometer, dan motor pengaduk. Sintesis homopolimer PVAc telah berhasil dilakukan dengan  polimerisasi monomer vinil asetat dan PVOH menggunakan APS sebagai inisiatornya. Penambahan  surfaktan yang bersifat hidrofilik akan mengurangi hidrofobisitas dari polimer yang akan berpengaruh pada  menurunnya viskositas. Penambahan surfaktan rantai panjang juga dapat mempengaruhi peningkatan  viskositas. hasil viskositas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh para pelaku industri sintetis perekat,  khususnya perekat homopolimer PVAc, baik skala kecil maupun skala besar, dengan menggunakan jenis  surfaktan yang sama maupun dengan pemanfaatan hidrofobisitas dari jenis surfaktan yang lain. 

5. Berikut contoh kombinasi material polimer 

a. Polybenzimidazole dan ionic liquid komposit memba untuk polimer elektrolit fuelcell bertemperatur  tinggi (dibahas bu eka pada 12 april 2021) 

Referensi : https://doi.org/10.1016/j.ssi.2021.115569 

b. Persiapan dan bioaktivasi dari chitosan 1 asam acetic 5 flurouracil terkonjugasi sebagai obat kanker (dibahas bu eka pada 18 april 2021) 

Referensi : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29117097/ 

c. Pabrikasi dari selulosa acetat chitosan polyethylene glycol ultra filtrasi membrane untuk penghilangan  chromium (dibahas bu eka pada 18 april 2021) 

Referensi : https://www.researchgate.net/publication/269097188_Fabrication_of_cellulose_acetate chitosan-polyethylene_glycol_ultrafiltration_membrane_for_chromium_removal 

d. Pengaruh Kombinasi Polimer Hidroksipropilmetilselulosa dan Natrium Karboksimetilselulosa terhadap  Sifat Fisik Sediaan Matrix-based Patch Ibuprofen .  

Referensi : https://jurnal.uns.ac.id/jpscr/article/view/34525 

e. Pemanfaatan Karet Ban Bekas (Ground Rubber) Dan Polistirena Bekas Sebagai Bahan Aditif Dalam  Pembuatan Aspal Polimer 

Referensi : http://jurnal.kimia.fmipa.unmul.ac.id

No comments:

Post a Comment