Panas spesifik adalah
jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg bahan sebesar 1oC.
Pengetahuan tentang panas spesifik sangat diperlukan untuk perhitungan
proses-proses pemanasan atau pendinginan. Panas spesifik bahan-bahan pertanian
sangat tergantung pada lengas bahan.
Pada suhu kamar, panas spesifik suatu bahan yang mengandung
air dapat dihitung berdasarkan nilai-nilai panas spesifik dari bahan kering dan
airnya.Ketika suatu benda melepas panas di sekitarnya, Q < 0 dan ketika benda benda menyerap panas dari sekitarnya, Q > 0.
Kalor berpindah dari medium bersuhu tinggi ke medium yang bersuhu lebih rendah, terlihat adanya perbedaan antara suhu awal dengan suhu akhir dari bahan dan air.
Panas spesifik suatu produk dapat diperkirakan dengan berbagai metode. Dickerson (1969), melakukan pendugaan panas spesifik pada produk berkadar air tinggi.
Cp = 1.675 + 0.025 (kadar air, %)
Penggunaan ini digunakan pada berbagai produk daging. Persamaan ini cukup konsisten dalam selang 26- 100% kadar air. Pendugaan ini juga digunakan pada sari buah yang berkadar air lebih besar dari 50%.
Persamaan Siebel (1892) adalah:
Cp = 0.837 + 0.034 (kadar air, %)
Persamaan Siebel hanya terbatas pada produk pangan berkadar air tinggi. Persamaan lain yang lebih bergantung pada panas spesifik komponen produk ditulis oleh Charm (1978), yaitu:
Cp = 2.094 Xf + 1.256 Xs + 4.178 Xm
dimana nilai 2.094; 1.256 dan 4.187 adalah panas spesifik lemak, bahan padat dan air pada produk. Konsep ini dikembangkan lebih jauh untuk memasukan panas spesifik beberapa komponen dasar dari produk untuk menghasilkan persamaan:
Cp = 1.424 Xc + 1.549 Xp + 1.675 Xf + 0.837 Xa + 4.187 Xm
dimana nilai 1.675 digunakan untuk panas spesifik lemak padat, sedangkan nilai 2.094 adalah untuk lemak cair (Heldman, 1981).
Pembahasan :
1.
Percobaan
pertama:
·
Pada percobaan pertama
yang dilakukan dengan menggunakan aluminium didapatkan persen error sebesar
13,36 % dan didapatkan harga Tf (suhu kestimbangan antara air dengan aluminium)
sebesar 26,4˚C.
·
Hal ini membuktikan bahwa
perbedaan panas spesifik antara hasil literature dan eksperimen tidaklah
terlalu besar.
·
Pengaruh besar persen
error dalam hal ini sangat penting untuk mengetahui seberapa besar perbedaan
jenis bahan dan alat ukur yang digunakan antara penggunaan saat eksperimen
dengan penggunaan yang biasanya (literature dan internasional.)
2.
Percobaan
kedua :
·
Pada percobaan kedua
yang dilakukan dengan menggunakan kuningan didapatkan persen error sebesar
37,78 % dan didapatkan harga Tf (suhu kestimbangan antara air dengan aluminium)
sebesar 26,7˚C.
·
Persen eror yang cukup
besar ini disebabkan oleh bahan yang digunakan dalam literature belum tentu
sama dengan bahan yang digunakan dalam percobaan.
·
Faktor lain yang juga
sangat mempengaruhi adalah alat yang digunakan sebagai wadah untuk merendam
alat tersebut.
·
Mungkin saja alat yang
digunakan dala mengukur data pada literature tersebut menggunakan bahan yang
lain yang kehilangan panasnya kecil, sehingga panas yang diperoleh bahan dapat
lebih banyak.
Kesimpulan
:
1. Persen
error digunakan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan dari panas spesifik
antara eksperimen dengan literature.
2. Suhu kesetimbangan (Tf) terjadi setelah
tercapai suhu yang sama antara air dan bahan (suhu air menurun setelah bahan
dimasukan ke dalam air panas).
Daftar
pustaka:
Pembimbing,
Bapak Hadi Priya
No comments:
Post a Comment