Friday, December 13, 2013

LAPORAN TENTANG PANAS SPESIFIK | THERMODINAMIKA



Panas spesifik adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg bahan sebesar 1oC.  Pengetahuan tentang panas spesifik sangat diperlukan untuk perhitungan proses-proses pemanasan atau pendinginan. Panas spesifik bahan-bahan pertanian sangat tergantung pada lengas bahan.
Pada suhu kamar, panas spesifik suatu bahan yang mengandung air dapat dihitung berdasarkan nilai-nilai panas spesifik dari bahan kering dan airnya.
Ketika suatu benda melepas panas di sekitarnya, Q < 0 dan ketika benda benda menyerap panas dari sekitarnya, Q > 0.
Kalor berpindah dari medium bersuhu tinggi ke medium yang bersuhu lebih rendah, terlihat adanya perbedaan antara suhu awal dengan suhu akhir dari bahan dan air.
Panas spesifik suatu produk dapat diperkirakan dengan berbagai metode. Dickerson (1969), melakukan pendugaan panas spesifik pada produk berkadar air tinggi.
Cp = 1.675 + 0.025 (kadar air, %)
Penggunaan ini digunakan pada berbagai produk daging. Persamaan ini cukup konsisten dalam selang 26- 100% kadar air. Pendugaan ini juga digunakan pada sari buah yang berkadar air lebih besar dari 50%.
Persamaan Siebel (1892) adalah:
Cp = 0.837 + 0.034 (kadar air, %)
Persamaan Siebel hanya terbatas pada produk pangan berkadar air tinggi. Persamaan lain yang lebih bergantung pada panas spesifik komponen produk ditulis oleh Charm (1978), yaitu:
Cp = 2.094 Xf + 1.256 Xs + 4.178 Xm
dimana nilai 2.094; 1.256 dan 4.187 adalah panas spesifik lemak, bahan padat dan air pada produk. Konsep ini dikembangkan lebih jauh untuk memasukan panas spesifik beberapa komponen dasar dari produk untuk menghasilkan persamaan:
Cp = 1.424 Xc + 1.549 Xp + 1.675 Xf + 0.837 Xa + 4.187 Xm
dimana nilai 1.675 digunakan untuk panas spesifik lemak padat, sedangkan nilai 2.094 adalah untuk lemak cair (Heldman, 1981).
Pembahasan :
1.     Percobaan pertama:
·       Pada percobaan pertama yang dilakukan dengan menggunakan aluminium didapatkan persen error sebesar 13,36 % dan didapatkan harga Tf (suhu kestimbangan antara air dengan aluminium) sebesar 26,4˚C.

·       Hal ini membuktikan bahwa perbedaan panas spesifik antara hasil literature dan eksperimen tidaklah terlalu besar.


·       Pengaruh besar persen error dalam hal ini sangat penting untuk mengetahui seberapa besar perbedaan jenis bahan dan alat ukur yang digunakan antara penggunaan saat eksperimen dengan penggunaan yang biasanya (literature dan internasional.)

2.     Percobaan kedua :
·       Pada percobaan kedua yang dilakukan dengan menggunakan kuningan didapatkan persen error sebesar 37,78 % dan didapatkan harga Tf (suhu kestimbangan antara air dengan aluminium) sebesar 26,7˚C.

·       Persen eror yang cukup besar ini disebabkan oleh bahan yang digunakan dalam literature belum tentu sama dengan bahan yang digunakan dalam percobaan.

·       Faktor lain yang juga sangat mempengaruhi adalah alat yang digunakan sebagai wadah untuk merendam alat tersebut.

·       Mungkin saja alat yang digunakan dala mengukur data pada literature tersebut menggunakan bahan yang lain yang kehilangan panasnya kecil, sehingga panas yang diperoleh bahan dapat lebih banyak.



Kesimpulan :
1.     Persen error digunakan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan dari panas spesifik antara eksperimen dengan literature.

2.      Suhu kesetimbangan (Tf) terjadi setelah tercapai suhu yang sama antara air dan bahan (suhu air menurun setelah bahan dimasukan ke dalam air panas).

Daftar pustaka:




Pembimbing,



Bapak Hadi Priya

No comments:

Post a Comment