Friday, December 13, 2013

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTI JAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga L.Swartz.)







KELOMPOK II:
Aditya Bayu Salaksa 1131410050
Akwila 11314100
Alex Pepsega Indra Putra 1131410030
Fitri
Nurul Indrawati 1131410046
Umdah Ulin Nikmah 1131410076

POLITEKNIK NEGERI MALANG
2012
I.                PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Lengkuas (Alpinia  galanga L.Swartz) merupakan salah satu tanaman dari famili Zingiberaceae yang rimpangnya dapat dimanfaatkan sebagai obat. Secara tradisional, lengkuas  sering digunakan sebagai obat sakit perut, karminatif, anti jamur, anti gatal, bengkak, anti allergi, dan anti hipoglikemik (Kubo et al. 1991; Akhtar et al. 2002; Matsuda  et al. 2003). Bahkan ekstrak lengkuas dapat dimanfaatkan untuk menghambat oksidasi lemak dan meningkatkan stabilitas mikrobia pada daging giling (Cheah dan Gan 2000). Pada konsentrasi 0,05-0,10% dapat memperpanjang masa simpan daging giling sampai 7 hari.
Komponen kimia utama yang memberikan aroma pada lengkuas adalah senyawa asetoksikhavikol asetat (ACA/galangal asetat) yang bersifat sebagai anti allergi, anti oksidan, dan anti jamur (Jansenn  dan Scheffer 1985).  Galangal asetat tidak stabil dalam bentuk larutan karena mudah mengalami reaksi hidrolisis, dan senyawa ini tidak terdapat dalam minyak atsiri lengkuas.  Senyawa antijamur lainnya dari lengkuas dan sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur  Trichophyton mentagrophytes dan Candida albicans adalah (E)-8β,17 epoksilabd-12-en-15, 16-dial, (E)-8(17)-12-labadiene-15, 16 dial, dan galanolakton (Haraguchi  et al. 1996; Windono dan Sutarjadi 2002).
Komponen kimia utama yang memberikan aroma pada lengkuas adalah senyawa asetoksikhavikol asetat (ACA/galangal asetat) yang bersifat sebagai anti allergi, anti oksidan, dan anti jamur (Jansenn  dan Scheffer 1985).  Galangal asetat tidak stabil dalam bentuk larutan karena mudah mengalami reaksi hidrolisis, dan senyawa ini tidak terdapat dalam minyak atsiri lengkuas.  Senyawa antijamur lainnya dari lengkuas dan sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur  Trichophyton mentagrophytes dan Candida albicans adalah (E)-8β,17 epoksilabd-12-en-15, 16-dial, (E)-8(17)-12-labadiene-15, 16 dial, dan galanolakton (Haraguchi  et al. 1996; Windono dan Sutarjadi 2002).
II.             PENGERTIAN SABUN TRANSPARAN
          Sabun adalah garam alkali karboksilat (RCOONa). Gugus R bersifat hidrofobik karena bersifat nonpolar dan COONa bersifat hidrofilik (polar). Proses yang terjadi dalam pembuatan sabun disebut sebagai saponifikasi (Girgis 2003). Ada 2 jenis sabun yang dikenal, yaitu sabun padat (batangan) dan sabun cair (Hambali  et al.  2005).  Sabun padat dibedakan atas 3 jenis, yaitu sabun opaque,  translucent, dan transparan. Sabun transparan merupakan salah satu jenis sabun yang memiliki penampilan menarik  karena penampakannya. Selain itu, sabun transparan bisa menjadi alternatif sediaan obat dengan penampakan yang lebih menarik.  Penambahan ekstrak lengkuas dalam formula sabun transparan difungsikan sebagai penghantar obat pada bagian yang terkena penyakit.
Gambar 1. Proses Saponifikasi Sabun
(www.chemistry.about.com, 2009)




III.          FORMULA SABUN TRANSPARAN
NO
BAHAN/MATERIAL
Komposisi/Composition (%)
1
2
3
1.
Asam stearat/Stearic acid
6,8
6,6
6,4
2.
Minyak kelapa/Coconut oil
19,8
19,6
19,4
3.
Minyak jarak/Castor oil
6,0
6,0
6,0
4.
NaOH 30%/Natrium hydroxide
20,1
19,9
19,7
5.
Gliserin/Glycerine
9,8
9,6
9,4
6.
Etanol/Ethanol
15,0
15,0
15,0
7.
Gula/Sugar
13,8
13,6
13,4
8.
Dietanolamida (DEA)/Diethanolamide
1,0
1,0
1,0
9.
NaCl/Natrium chloride
0.2
0,2
0,2
10.
Air/Aquadest
6,5
6,5
6,5
11.
Ekstrak lengkuas/Galangal extract
1,0
2,0
3,0

IV.          ALAT PRAKTIKUM
1. Pisau                                                          7. Timbangan analitik,
2. Pengering tipe rak                                      8. Waterbath
3. Penggiling dengan ukuran 50 mesh           9. Gelas piala
          4.Pengaduk                                                    10. Pengaduk gelas         
5. Rotary evaporator                                      11. Gelas ukur
6. Spray dryer                                                12. Cetakan.
Alat untuk analisis kimia antara lain : pH meter, penetrometer, buret, oven, vortex, tanur, labu ukur, dan alat gelas lainnya.
V.             TAHAP PRAKTIKUM
     Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan, yaitu pengolahan rimpang lengkuas, ekstraksi, pembuatan formula sabun, aplikasi ekstrak terhadap sabun.
     Pengolahan rimpang lengkuas dilakukan dengan membersihkan kotoran yang melekat, dicuci, dan diiris setebal 7-8 mm. Irisan lengkuas  dikeringkan dalam alat pengering pada suhu 50°C dan selanjutnya rimpang yang telah kering digiling dengan ukuran 50 mesh.
-        Ekstraksi
Proses ekstraksi lengkuas dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etil asetat 60% (perbandingan bahan  terhadap  pelarut 1:10), diaduk selama 3 jam, lalu didiamkan selama 1 malam. Setelah penyaringan, kemudian  filtrat  diuapkan pelarutnya dengan pengurangan tekanan sampai diperoleh ekstrak kental. Kualitas ekstrak lengkuas dianalisis dengan penentuan pH, sisa pelarut, dan kelarutan dalam alkohol 80%. Aplikasi terhadap sabun transparan menggunakan ekstrak kering yang telah diformulasikan dengan maltodekstrin.
-        Pembuatan sabun
Formulasi untuk sabun transparan menggunakan modifikasi metode Cognis (Anonymous 2003), sesuai dengan  Tabel  1.  Proses  pembuatan sabun diawali dengan mereaksikan asam stearat dengan fase asam lemak dengan NaOH. Asam stearat dilelehkan dengan pemanasan (70ºC) sampai mencair. Setelah asam stearat dan  minyak homogen, kemudian ditambahkan larutan NaOH 30% pada suhu 60-70ºC. Pada saat penambahan NaOH ini, adonan akan menjadi keras dan lengket yang menunjukan terbentuknya stok sabun. Pengadukan terus dilakukan sampai homogen kemudian dilakukan penambahan gliserin sehingga pengadukan lebih mudah dilakukan. Penambahan sukrosa dilakukan secara bertahap sambil terus dilakukan pengadukan hingga sukrosa larut sempurna. Setelah larutan menjadi homogen, selanjutnya ditambahkan cocoDEA, NaCl, ekstrak  lengkuas, dan air. Selanjutnya sabun dituangkan dalam cetakan dan didiamkan selama + 24 jam pada suhu ruang.  Satu adonan akan  menjadi 6-7 unit sabun transparan masing-masing seberat 14-15,5 g.
Analisis mutu terhadap sabun transparan yang dihasilkan meliputi sifat kimia yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia sabun mandi (SNI 06-3532-1994) untuk kriteria jumlah asam lemak, kadar fraksi yang tak tersabunkan, bahan tidak larut dalam alkohol, dan kadar alkali bebas. Untuk stabilitas busa sesuai Piyali  et al. (1994) dan stabilitas emulsi  berdasarkan Benneth (1947).

VI.          GAMBAR SABUN TRANSPARAN
https://sites.google.com/site/sabuntransparan/_/rsrc/1325723039827/home/chip%20soap.jpg?height=150&width=200

VII.       KESIMPULAN
Sabun adalah garam alkali karboksilat (RCOONa). Sabun transparan merupakan salah satu jenis sabun yang memiliki penampilan menarik  karena penampakannya. Selain itu, sabun transparan bisa menjadi alternatif sediaan obat dengan penampakan yang lebih menarik.  Penambahan ekstrak lengkuas dalam formula sabun transparan difungsikan sebagai penghantar obat pada bagian yang terkena penyakit.Penyakit yang disebabkan oleh jamur tidak begitu berbahaya, tetapi pengobatan yang efektif membutuhkan biaya yang tinggi dan waktu yang relatif.  Selain itu, obat-obatan antijamur yang beredar saat ini sudah banyak yang resistan terhadap mikroba tertentu Pencarian obat baru yang bisa mengontrol mikroba penyebab penyakit pada kulit dan rambut sangat diperlukan.


VII.       DAFTAR PUSTAKA
(Hernani, Fitriati, 2010), balittro.litbang.deptan.go.id/ind/images/stories/Buletin/.../10-sabun.
ml.scribd.com/doc/88430490/10-sabun

No comments:

Post a Comment