I. TUJUAN PERCOBAAN
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan proses pembuatan yoghurt.
II. PRINSIP KERJA
- Membuat susu
- Pasteurisasi
- Pengisian starter
III.ALAT DAN BAHAN
a. Alat
- Panci
- Kompor
- Sendok
- Erlenmeyer kecil / botol minuman
- Refrigator
- Autoklaf
- Kotak steril
- Korek api
- Alumunium foil
b. Bahan
- Bahan baku susu bubuk
- Air
- Kultur murni Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus dalam yoghurt
IV. TEORI
Yoghurt adalah salah satu produk olahan susu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
Yoghurt mempunyai nilai gizi yang tinggi sesuai dengan bahan bakunya
yaitu susu. Nilai gizinya terutama terletak pada protein, lemak dan
semua zt-zat di dalam susu seperti asam laktat, vitamin-vitamin,
garam-garam yang semuanya mudah diserap oleh tubuh setelah menjadi
yoghurt.
Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopillus
merubah protein menjadi asam amino dan gula laktosa menjadi asam
laktat. Semua ini menghasilkan bahan yang lengkap dan sempurna disertai
rasa asam yang khas, beraroma dan mudah dicerna/ diserap oleh tubuh.
Yoghurt mempunyai kemampuan stimulasi yang efektif terhadap fungsi
lambung dan usus kecil. Dengan hadirnya Lactobacillus bulgaris dalam alat pencernaan, maka zat-zat yang mengandung racun akan berkurang berkat keefektifan anti mikroorganisme dari Lactobacillus bulgaricus.
A.Bertholt menemukan khasiat bakteri Lactobacillus bulgaricus dalam menghambat pertumbuhan kuman Meningococcus,
bahkan sekaligus memusnahkannya. G.Herschell dalam keterangannya telah
mengemukakan suatu teori terapi yang efektif dimana yoghurt baik sekali
bagi orang yang susah buang air besar dan dapat mengobati penyakit dalam
usus kecil.
Yoghurt
dapat dibuat dari susu segar murni, susu segar yang diambil sebagian
lemaknya atau susu tanpa lemak. Susu segar terlebih dahulu dimasak untuk
menguapkan sebagian airnya hingga volume susu tinggal 2/3 bagian dari
volume semula. Dapat juga dibuat dari susu segar yang sudah ditambah 3 %
susu bubuk, sehingga tidak perlu dimasak terlalu lama (15 menit pada
suhu 90-950 C) atau dari susu bubuk yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1 : 8 (berat) lalu dimasak selama 15 menit pada suhu 900 C.
V. PROSEDUR KERJA
- Menimbang susu bubuk sebanyak 50 gram, kemudian dilarutkan dalam 400 ml air.
- Susu tersebut
dituangkan ke dalam erlenmeyer /botol minuman kemudian ditutup dengan
aluminium foil dan dipasteurisasikan dalam sushu 600 C selama 30 menit.
- Campurkan
starter ke dalam susu sebanyak kurang lebih 3 % (untuk mengentalkan)
dari susu secara aseptic sambil diaduk sampai homogen.
- Kemudian disimpan dalam inkubator selam 5 jam pada suhu 40–450C.
- Selanjutnya disimpan dalam kulkas dan siap untuk dikonsumsi.
VI. DATA PENGAMATAN
Setelah di inkubasikan dan disimpan dalam kulkas ternyata yoghurt yang diperoleh baik dan tidak rusak yang ditandai dengan rasa asam yang khas.
VII. PEMBAHASAN
Pada
percobaan pembuatan yoghurt kali ini kita menggunakan susu bubuk.
Sehingga tidak diperlukan waktu yang lama un tuk memasaknya, cukup
dengan melarutkannya dalam air mendidih dengan perbandingan 1 : 8.
Setelah
susu tersebut telah diisikan ke dalam erlenmeyer atau botol minuman,
kemudian dipasteurusasikan dalam autoklaf pada suhu 600 C
selam 30 menit. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar sampel susu bersih
dari mikroba lain yang dapat merusak / mengganggu dalam proses pembuatan
yoghurt.
Pada proses pembuatan yoghurt digunakan kultur murni Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus yang terdapat yoghurt yang sudah tersedia.
VIII. KESIMPULAN
Dari
percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan susu
harus diperhatikan perbandingannya dengan air yaitu 1: 8 agar diperoleh
hasil yang baik.
Kemudian dilakukan juga proses pasteurisasi pada suhu 600C
yang bertujuan untuk mensterilkan erlenmeyer atau botol minuman dari
mikroba yang dapat mengganggu dalam proses pembuatan yoghurt.
No comments:
Post a Comment