Monday, November 11, 2013

CONTOH PEMBAHASAN LAPORAN KIMIA DASAR SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

PEMBAHASAN
1. Menentukan Titik Beku Pelarut
Pada percobaan yang telah dilakukan, sikloheksana sebagai pelarut.Sikloheksana akan mengalami penurunan titik beku yang besarnya sebanding dengan konsentrasi molalnya.
Telah diketahui bahwa sifat koligatif larutan tergantung pada jumlah zat terlarut dan zat pelarut. Semakin banyak zat terlarut yang dilarutkan dalam zat pelarut, maka penurunan titik bekunya semakin tinggi pula. Hal ini dikarenakan konsentrasi molalnya juga bertambah sedangkan perubahan titik bekunya sebanding dengan konsentrasinya.
Dari percoban di atas dapat kita ketahui bahwa dalam mendapatkan titik beku dari grafik, yaitu dengan membuat grafik dari hasil percobaan sehingga kita dapatkan grafik yang dihasilkan akan memperlihatkan penurunan suhu yang curam pada beberapa detik diawal percobaan (1-60 detik pertama) dan perubahan suhu yang relatif kecil pada sisa waktu percobaan (penurunan suhu yang landai). Untuk mendapatkan titik beku pelarut atau larutan, tarik garis pada daerah curam (garis pertama) dan landai(garis kedua) sehingga garis tersebut membagi titik suhu dengan jarak yang sama. Perpotongan antara kedua garis tersebut merupakan titik beku pelarut/larutan. Sedangkan pada larutan contoh perubahan suhunya juga tidak konstan pada awal-awal pertama dan pada detik pengukuran terakhir pada pada suhu -1ºC. jadi dapat kita simpulkan bahwa perubahan yang terjadi pada penentuan titik beku pelarut dengan penentuan titik beku larutan contoh perubahan suhunya relatif tidak tetap dan penurunannya juga berjalan dengan tidak konstan. Dari grafik diketahui bahwa ΔTf dari larutan sikloheksana dan larutan contoh adalah2,82ºC sedangkan Mr/BM dari larutan contoh adalah 6,95 gram/mol.
2. Menentukan Titik Beku Larutan Contoh
Dengan menggunakan percoban penurunan titik beku, digunakan larutan sikloheksana dan larutan contoh sebagai bahan untuk percoban. Dari percobaan tersebut, maka didapat berat larutan sikloheksana dan berat larutan contoh. Dari seluruh data penurunan titik beku larutan di atas, terbukti bahwa setiap adanya penambahan jumlah zat terlarut akan bertambah juga penurunan titik bekunya. Perbedaan ini terjadi karena suhu pendinginan yang tidak konstan, karena seharusnya menggunakan termostat. Juga karena es yang digunakan dalam praktikum sudah mencair sehingga data yang diperolehpun kurang tepat dan hal ini akan menyebabkan hasil yang diperoleh akan tidak mendekati nilai sebenarnya.
VI. KESIMPULAN
Dari seluruh percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Penurunan titik beku bergantung pada konsentrasi zat terlarut.
2. Sifat koligatif adalah sifat yang disebabkan hanya oleh kebersamaan (jumlah partikel) dan bukan oleh ukurannya. Sifat koligatif tergantung pada konsentrasi zat terlarut.
3. Dalam menentukan titik beku pelarut dan larutan, melalui percobaan dapat dicari dengan cara melihat titik perpotongan dalam waktu 1-60 detik pada grafik dan didapatkan titik beku pelarut (sikloheksana) sebesar 7,540C dan titik beku pelarut (larutan contoh) adalah 4,72.
4. Didapat ∆Tadalah 2,820C yang didapat dari selisih antara titik beku sikloheksana dengan titik beku larutan contoh.
5. Besar berat molekul suatu senyawa bergantung pada titik beku larutan dan titik beku pelarut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. UGM, Yogyakarta
Baroroh, Umi L U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2001. Kimia DasarUGM, Yogyakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. ITB, Bandung.

No comments:

Post a Comment