Laboratorium merupakan
wadah atau tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah
dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya
dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium
kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa
(Balbach, 1996).
Pengukuran kuantitatif
populasi mikroba seringkali amat diperlukan di dalam berbagai macam pelaahan
mikrobiologi. Ada berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel, antar lain
dengan hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct
microscopic count) yang menggunakan mikroskop serta ruang hitung (haemositometer)
atau secara elektonis dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter
(coulter counter) (Hutagaol, 2011).
Larutan baku adalah
larutan standar yaitu larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti.
Untuk mengetahui konsentrasinya larutan tersebut harus dibakukan atau
distandarisasikan makanya disebut larutan baku/standar. Cara yang paling umum
untuk standarisasi adalah dengan titrasi. Pengenceran adalah penambahan pelarut
kedalam suatu larutan jadi pada prinsipnya jumlah mol zat sebelum dan sesudah
diencerkan tetap (Hutagaol, 2011).
Mikroorganisme adalah
makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dibawah mikroskop. Salah satu
jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri merupakan organisme uniselular
yang tumbuh dengan cara pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara simetris.
Untuk mempermudah penghitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai morfologi
bakteri tersebut sehingga
2
media pertumbuhan yang akan digunakan
sesuai dengan sifat bakteri tersebut. Kehadiran mikrobia pada makanan dapat
bersifat menguntungkan atau merugikan. Ada hasil metabolisme spesies mikrobia
tertentu pada makanan dibutuhkan dan digemari oleh manusia. Analisis
kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui
mutu bahan pangan, dan proses yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut.
Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu dengan
perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan
massa sel secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan 3
metode yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most Probable Number), dan
hitungan cawan. Dari ketiga metode tersebut metode hitungan cawan paling banyak
dan mudah digunakan (Dhanzbobz, 2011).
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk melatih melakukan pengenceran serial serta menentukan
konsentrasi suspensi sel bakteri atau konidia jamur dengan metode hitungan
mikroskopis langsung dan hitung cawan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengenceran yaitu suatu
cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan
pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah
tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar
kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan
(Brady,1999).
Dalam pembuatan larutan
dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak kita
inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya perlu dilakukan
standarisasi. Standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang
didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut (Baroroh, 2004).
Serial
Dilution adalah pengenceran bertahap dari suatu zat dalam larutan. Biasanya
faktor pengenceran di setiap langkah adalah konstan, sehingga dalam
perkembangan geometris dari konsentrasi dalam mode logaritmik. Sebuah
pengenceran sepuluh kali lipat serial dapat 1 M, 0,1 M, 0,01 M, 0,001 M. ..
Pengenceran serial digunakan untuk menciptakan solusi yang sangat akurat
diencerkan serta solusi untuk percobaan menghasilkan kurva konsentrasi dengan
skala logaritmik. Sebuah pengenceran sepuluh kali untuk setiap langkah ini
disebut pengenceran logaritmik atau log-pengenceran, pengenceran (100,5 kali
lipat) 3.16 kali lipat disebut pengenceran setengah-logaritmik atau
setengah-log pengenceran, dan pengenceran (100,25 kali lipat) 1,78 kali lipat
disebut pengenceran seperempat-seperempat-logaritmik atau pengenceran log.
Pengenceran serial yang banyak digunakan dalam ilmu pengetahuan
4
eksperimental,
termasuk biokimia, farmakologi, mikrobiologi, dan fisika
(Eema, 2011).
Penentuan konsentrasi
sel penting untuk mikrobiologi, biakan sel, dan banyak aplikasi yang
membutuhkan penggunaan dari larutan sel. Seringkali densitas sel dari suatu
larutan dapat ditentukan secara spektrofotometrik. Namun bentuk penentuan
seperti itu tidak dapat menentukan viabilitas sel dan jenis sel. Suatu alat
untuk penghitungan sel disebut ruang hitung. Jenis ruang hitung yang paling
umum dikenal disebut hemasitometer karena mulanya didesain untuk penghitungan
sel darah (Gunawan, 2011)
Hemasitometer adalah
suatu ruang kaca dengan sisi yang menjulang dan kaca penutup yang akan menahan
cairan tepat 0.1 mm dari atas lantai ruang kaca. Ruang hitung memiliki total
luas permukaan 9 mm2 (Gunawan, 2011).
Ada berbagai macam cara
untuk mengukur jumlah sel, antara lain dengan hitungan cawan (plate count),
hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count) yang menggunakan
mikroskop serta ruang hitung (haemositometer) atau secara elektonis dengan
bantuan alat yang disebut penghitung coulter (coulter counter) (Hutagaol,
2011).
Penghitungan secara
langsung dapat dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan menghitung jumlah
bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang digunakan adalah
Petroff-Hauser Chamber atau Haemocytometer. Jumlah cairan yang terdapat antara
coverglass dan alat ini mempunyai volume tertentu sehingga satuan isi yang
terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu (Yustiah, 2011).
5
Karena
ukuran bakteri sangat kecil, menghitung jumlah bakteri dalam sampel bisa sulit.
Meskipun jumlah langsung dengan mikroskop, mereka memerlukan banyak waktu dan
keahlian. Sebuah metode yang lebih mudah adalah untuk menyebarkan bakteri di
wilayah yang luas (plate agar yaitu nutrisi) dan menghitung jumlah koloni yang
tumbuh. Jika bakteri ini menyebar cukup, setiap sel bakteri dalam sampel asli
harus menghasilkan koloni tunggal. Biasanya, sampel bakteri harus diencerkan
jauh untuk mendapatkan jumlah yang wajar (Eema, 2011).
Ketika
seseorang bermaksud untuk menentukan jumlah sel dalam kultur bakteri salah satu
cara untuk melakukan ini adalah dengan melakukan pengenceran serial. Karena
jumlah sel bakteri biasanya sangat tinggi dalam sampel asli anda
(Eema, 2011).
Metode
ini memiliki beberapa kelemahan, namun. Cedera bakteri mungkin tidak selalu membentuk
koloni. Juga, karena tidak ada solusi tunggal yang pengencer mendukung
pertumbuhan semua jenis bakteri, beberapa bakteri dapat dibiarkan keluar dari
setiap prosedur penghitungan yang diberikan (Eema, 2011).
|
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah suspensi konidia
jamur, aquades steril, dan medium NA.
Alat
Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah
beaker glass, tabung reaksi, spuit 1ml, shaker (vortex), hemasitometer,
cawan petri, dan mikroskop.
Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum dilaksanakan pada
pukul 14.00-15.00 WITA, hari selasa 20 Desember 2011. Bertempat di Laboratorium
Fitopatologi Fakultas Petanian Universitas Lambung Mangkurat di Banjarbaru.
Prosedur Kerja
A.
Penegenceran
Serial.
1.
Tandai
tabunng A, B, C yang berisi aquades steril sebanyak 9 ml.
2.
Kocok
susupensi konidia jamur yang akan dihitung jumlahnya dan pindahkan 1 ml
susupensi ke tabung A.
3.
Kocok
tabung A sehingga konidia jamur tersebar dan terlepas dari kelompok atau
rantainya.
4.
Pindahkan
1ml dari tabung A ke tabung B, kemudian kocok.
7
5.
Dari
tabung B pindahkan 1 ml ke tabung C, kemudian kocok.
B.
Perhitungan
Sel Bakteri atau Konidia Jamur.
1.
Menghitung
Langsung secara Mikroskopis.
a.
Tandai
tabunng A, B, C yang berisi aquades steril sebanyak 9 ml.
b.
Kocok
susupensi konidia jamur yang akan dihitung jumlahnya dan pindahkan 1 ml
susupensi ke tabung A.
c.
Kocok
tabung A sehingga konidia jamur tersebar dan terlepas dari kelompok atau
rantainya.
d.
Pindahkan
1ml dari tabung A ke tabung B, kemudian kocok.
e.
Dari
tabung B pindahkan 1 ml ke tabung C, kemudian kocok.
f.
Dari
tabung C diambil 0,1 ml dan dengan cermat taruhlah pada lekukan berbentuk V
pada bagian tengah hemsitometer. Usahakan agar tidak ada cairan masuk diantara
kaca penutup dan penyangga kaca penutup karena hal tersebut akan menambah
kedalaman cairan dibaawwah kaca penutup yang sebenarnya harus berukuran tepat
0,1 mm. Bila sampai terjadi hal demikian, maka seluruh prosedur harus diulang
kembali dari awal.
g.
Taruhlah
hemasitometer di ats meja objek mikroskop dengan hati-hati. Amatilah dengan
lensa objek berkekuatan rendah dan hitunglah jumlah konidium yang terdapat pada
25 kotak besar yang terletak di dalam kotak bagian tengah yang berukuran 1mm2.
8
h.
Contoh
perhitungan : jika pada pengamatan anda terdapat 50 konidium jamur di 5 kotak
besar, maka jumlah konidium jamur yang terdapat di dalam 1 ml susupensiasal
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
§
Dalam
25 kotak besar (1 mm3) terdapat 50 x 5 atau 250 konidium jamur.
§
Karena
kedalam cairan dibawah hemasitometer ialah 0,1 mm maka volume cairan pada kotak
berukuran 1 mm2 adalah 0,1 mm3. Artinya terdapat 250
konidium/0,1 mm3 atau 2500
konidium/mm3.
§
Jumlah
konidium jamur yang terdapat didalam susupensi pada tabung C adalah 2,5 x 107
konidium/ml.
§
Jumlah
konidium jamur yang terdapat di dalam suspensi asal pada beaker glass adlah 2,5 x 1010 konodium/ml.
2.
Teknik
Agar Tuang
a.
Tandai
tabunng A, B, C yang berisi aquades steril sebanyak 9 ml.
b.
Kocok
susupensi konidia jamur yang akan dihitung jumlahnya dan pindahkan 1 ml
susupensi ke tabung A.
c.
Kocok
tabung A sehingga konidia jamur tersebar dan terlepas dari kelompok atau
rantainya.
d.
Pindahkan
1ml dari tabung A ke tabung B, kemudian kocok.
e.
Dari
tabung B pindahkan 1 ml ke tabung C, kemudian kocok.
f.
Dari
tabung C dipindahkan 1ml ke cawan petri yang bertanda 10-3. Tuangkan
nutrien agar bersuhu 500C ke cawan petri, kemudian
9
g.
diputar-putar
cawan tersebut sehingga suspensi bakteri dan nutrien agar tercampur dengan
baik.
h.
Setelah
agar membeku, baliklah cawan petri dan masukkan ke dalam inkobatur selama 24-48 jam (suhu
370C). Hitung koloni bakteri yang tumbuh pada media cawan.
i.
Contoh
perhitungan : jika cawan petri terdapat 25 koloni bakteri, maka jumlah sel
bakeri yang terdapat pada suspensi asal dalam erlenmeyer adalah 25 x 103
sel/ ml atau 2,5 x104 sel/ml.
|
Hasil
Gambar 1. Hasil pengamatan
1.
Perhitungan
Konidia Jamur
Didapatkan
: Suspensi C
= 0
Suspensi B
= 2 dalam kotak besar
Suspensi A
= 15 dalam 9 kotak besar
Perhitungan :
Pada susupensi A dalam 25 kotak besar terdapat 15 x 9 =
135 konidium jamur / 0,1 mm3 atau 1350 konidium/mm3.
Jumlah konidium jamur yang terdapat di dalam susupensi tabung A adalah 1,35 x 1010 konidium/ml.
2.
Perhitungan
Sel Bakteri
Terdapat 7 koloni bakteri dalam tabung erlenmeyer, maka
jumlah sel bakteri yang terdapat pada susupensi asal dalam
labu erlenmeyer adalah 7 x 103 sel/ml. Sehingga sel bakteri yang
dapat dihitung pada 200 ml susupensi adalah 1.400.00 sel/ml.
11
Pembahasan
Dari hasil praktikum
yang sudah dilakukan perhitungan konidia jamur secara mikroskopis. Sebelum
melakukan perhitungan sebaiknya dilakukan pengenceran agar lebih mudah
menghitungnya, suspensi yang belum diencerkan mengandung banyak konidia jamur,
sehingga apabila tidak diencerkan akan lebih sulit menghitungnya karena lebih
banyak konidia jamurnya. Pengenceran bertujuan agar konsentrasi dari suspense
tersebut menurun.
Pengenceran yaitu suatu
cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut
yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu.
Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan
atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).
Sedangkan pada praktikum
perhitungan sel bakteri dengan teknik agar tuang. Sebelum melakukan perhitungan
sel bakteri, juga harus dilakukan pengenceran terlebih dahulu agar konsentrasi
dari suspense menurun sehingga akan mempermudah untuk melakukan perhitungan sel
bakterinya.
Karena
ukuran bakteri sangat kecil, menghitung jumlah bakteri dalam sampel bisa sulit.
Meskipun jumlah langsung dengan mikroskop, mereka memerlukan banyak waktu dan
keahlian. Sebuah metode yang lebih mudah adalah untuk menyebarkan bakteri di
wilayah yang luas (plate agar yaitu nutrisi) dan menghitung jumlah koloni yang
tumbuh. Jika bakteri ini menyebar cukup, setiap sel bakteri dalam sampel asli
harus menghasilkan koloni tunggal. Biasanya,
12
sampel bakteri
harus diencerkan jauh untuk mendapatkan jumlah yang wajar
(Eema, 2011).
Ketika
seseorang bermaksud untuk menentukan jumlah sel dalam kultur bakteri salah satu
cara untuk melakukan ini adalah dengan melakukan pengenceran serial. Karena
jumlah sel bakteri biasanya sangat tinggi dalam sampel asli anda
(Eema, 2011).
Untuk menghitung
konidia jamur dibutuhkan alat yang namanya hemasitometer. Hemasitometer adalah
suatu ruang kaca dengan sisi yang menjulang dan kaca penutup yang akan menahan
cairan tepat 0.1 mm dari atas lantai ruang kaca. Ruang hitung memiliki total
luas permukaan 9 mm2 (Gunawan, 2011).
Dalam melakukan
perhitungan sel bakteri maupun konidia jamur harus hati-hati, karena setiap
prosedur kerja tersebut memerlukan ketelitian. Dalam melakukan pengenceran,
sampel yang diambil dari suspensi jamur, maupun dari tabung pengencer A, B, dan
C harus sesuai dengan prosedur, karena pengenceran ini sangat berpengaruh terhadap
perhitungan sel mikroorganismenya. Selain itu pada saat melakukan pengenceran
pada setiap tabung, tabung A, B, maupun C harus dihomogenkan menggunakan shaker
atau vortex agar konidia jamur tersebar dan terlepas dari kelompok atau
rantainya.
|
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk mempermudah perhitungan sel bakteri
maupun konidia jamur harus dilakukan penganceran serial.
2.
Pengencceran
serial merupakan penambahan pelarut dalam suatu senyawa
dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa
yang dilarutkan/diencerkan.
3.
Beberapa macam cara untuk mengukur
jumlah sel, antara lain dengan hitungan cawan, hitungan mikroskopis langsung
atau secara elektonis dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter
(coulter counter).
Saran
Untuk memperoleh hasil benar pada
suatu praktikum maka praktikan harus hati-hati dan teliti dalam melakukan
praktikum, selain itu pada saat melakukan praktikum di dalam
laboratorium mikrobiologi praktikan harus dalam keadaan steril agar objek
praktikum yang dilakukan tidak terkontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Balbach,M & L.C.Bliss. 1996. A
Laboratory manual For Botany. Saunders collage publishing, New York.
Baroroh, Umi L. U. 2004. Diktat
Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas
Asas dan Struktur. Binarupa aksara, Jakarta.
Dhanzbobz. 2011. Perhitungn bakteri dengan metode. http://dhanaboobyperkasa.
blogspot.com. Diakses tanggal 24 Desember 2011.
Eema.
2011. Pemeriksaan angka kuman serial dilution. http://eema-kharisma.blogspot.com/. Diakses
tanggal 24 Desember 2011.
Gunawan
farel. 2011. Hemasitometer. http://artikelteknikkimia.blogspot.com/. Diakses
tanggal 24 Desember 2011.
Hutagaol
Yon Pither. 2011. Laporan mikrobiologi pengolahan. http://
simpleoflive.blogspot.com. Diakses
tanggal 24 Desember 2011.
No comments:
Post a Comment