Monday, November 11, 2013

LAPORAN PRAKTIKUM SIFAT KOLIGATIF SUATU LARUTAN

DASAR TEORI
            Ahli farmasi seringkali menggunakan besaran pengukuran kerapatan dan bobot jenis apabila mengadakan perubahan massa dan volume. Kerapatan adalah turunan besaran yang menyangkut satuan massa dan volume. Batasanya adalah massa per satuan volume pada temperatur dan tekanan tertentu yang dinyatakan dalam system cgs dalam gram per sentimeter kubik (g/cm3) (Martin,1990).
            Bila kerapatan benda lebih besar dari kerapatan air, maka benda tersebut akan tenggelam dalam air. Bila kerapatannya lebih kecil, maka benda akan mengapung. Benda yang mengapung, bagian volume sebuah benda yang tercelup dalam cairan manapun sama dengan rasio kerapatan benda-benda terhadap kerapatan cairan. Rasio kerapatan air dinamakan berat jenis zat itu (Mochtar,1990).
            Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan bobot zat terhadap air dengan volume yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama (Anonim,1979). Penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan dan kecuali dinyatakan lein didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang telah ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 25°C zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada masing-masing monografi dan mengacu pada air pada suhu 25°C. Bilangan bobot jenis merupakan bilangan perbandingan tanpa dimensi yang mengacu pada bobot jenis air pada 4°C (= 1000 g.m-1).
(Anonim,1995).
            Berbeda dengan kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni tanpa dimensi yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Bobot jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan air, harga kedua zat ditentukan pada temperatur yang sama, jika tidak dengan cara lain yang khusus (Martin,1990).
            Bobot jenis relatif farmakope adalah bobot jenis yang mengacu pada ukuran berat dan merupakan perbandingan berat jenis serta bagian volume yang sama dan zat yang diteliti terhadap air, dimana keduanya diukur di udara pad suhu 20°C. Bobot jenis merupakan suatu karakteristik bahan yang penting, yang digunakan dalam pengujian. Identitas dan kemurnian bahan obat dan bahan pembantu, khususnya sifat cairan dan zat yang berjenis. Penentuan bobot jenis dilakukan dengan menggunakan piknometer, areameter, timbangan hidrostatik, dan cara nanometrik. Untuk bobot padat tidak homogen dan serbuk yang memiliki pori dan ruang rongga, bobot jenis tidak lagi terdefinisi secara jelas. Bobot jenis sejati adalah perbandingan dari massa dan volume bodi padat berupa pori dan tanpa ruang rongga. Sedangkan bobot jenis nyata, volume yang besar akibat adanya pori-pori, berat diperhitungkan (Voight,1984).
            Kebanyakan zat padat dan cairan mengembang sedikit bila dipanaskan dan menyusut sedikit bila dipengaruhi penambahan tekanan eksternal. Perubahan dalam volume ini relatif kecil sehingga dapat dikatakan bahwa kerapatan kebanyakan zat padat dan cairan hampir tidak bergantung pada temperatur dan tekanan. Sebaliknya, kerapatan gas sangat bergantung pada tekanan dan temperatur sehingga harus dinyatakan bila memberikan kerapat gas (Mochtar,1990).
 IV.            ALAT
1.      Neraca elektrik
2.      Piknometer
3.      Termometer ruang
4.      Tissue
5.      Gelas piala
6.      Es batu
    V.            BAHAN
1.      Aquadest
2.      Etanol 95%
3.      Etanol 70%
4.      Propilenglikol
5.      Paraffin cair
 VI.            CARA KERJA
1.      Menentukan volume piknometer pada suhu percobaan
a.       Timbang dengan teliti piknometer kosong dalam keadaan bersih dan kering
b.      Piknometer diisi dengan aquadest hingga penuh, direndam dalam air es hingga suhunya kira-kira 2° di bawah suhu percobaan (suhu percobaan = 28°)
c.       Tutup piknometer biarkan pipa kapilernya terbuka dan suhu akan naik sampai suhu percobaan, tutup pipa kapilernya dengan sedikit cera alba
d.      Biarkan suhu aquadest dalam piknometer mencapai  suhu 28°, air yang menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan teliti
e.       Catat bobotnya dan hitung volume piknometer
2.      Penentuan kerapatan dan bobot jenis etanol 95%
a.       Piknometer bersih dan kering diisi penuh dengan etanol 95%
b.      Piknometer direndam dalam air es hingga suhunya kira-kira 2° di bawah suhu percobaan (suhu percobaan = 28°)
c.       Tutup piknometer biarkan pipa kapilernya terbuka dan suhu akan naik sampai suhu percobaan
d.      Biarkan suhu etanol 95% dalam piknometer mencapai  suhu 28°, air dan etanol 95% yang menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan teliti
e.       Catat bobotnya dan hitung kerapatan dan bobot jenisnya
3.      Penentuan kerapatan dan bobot jenis etanol 70%
a.    Piknometer bersih dan kering diisi penuh dengan etanol 70%
b.    Piknometer direndam dalam air es hingga suhunya kira-kira 2° di bawah suhu percobaan (suhu percobaan = 28°)
c.    Tutup piknometer biarkan pipa kapilernya terbuka dan suhu akan naik sampai suhu percobaan
d.   Biarkan suhu etanol 70% dalam piknometer mencapai  suhu 28°, air dan etanol 70% yang menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan teliti
e.    Catat bobotnya dan hitung kerapatan dan bobot jenisnya
4.      Penentuan kerapatan dan bobot jenis propilenglikol
a.       Piknometer bersih dan kering diisi penuh dengan propilenglikol
b.      Piknometer direndam dalam air es hingga suhunya kira-kira 2° di bawah suhu percobaan (suhu percobaan = 28°)
c.       Tutup piknometer biarkan pipa kapilernya terbuka dan suhu akan naik sampai suhu percobaan
d.      Biarkan suhu propilenglikol dalam piknometer mencapai  suhu 28°, air dan propilenglikol yang menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan teliti
e.       Catat bobotnya dan hitung kerapatan dan bobot jenisnya
5.      Penentuan kerapatan dan bobot jenis paraffin cair
a.       Piknometer bersih dan kering diisi penuh dengan paraffin cair
b.      Piknometer direndam dalam air es hingga suhunya kira-kira 2° di bawah suhu percobaan (suhu percobaan = 28°)
c.       Tutup piknometer biarkan pipa kapilernya terbuka dan suhu akan naik sampai suhu percobaan
d.      Biarkan suhu paraffin cair dalam piknometer mencapai  suhu 28°, air dan paraffin cair yang menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan teliti
e.       Catat bobotnya dan hitung kerapatan dan bobot jenisnya
VII.            HASIL PRAKTIKUM
A.    DATA DAN PERHITUNGAN
v  PENENTUAN VOLUME PIKNOMETER PADA SUHU 28°
Diketahui ρ air pada suhu 28° =  0,99873 gram/m3
Bobot piknometer +  air          = 79,092 gram
Bobot piknometer kosong       = 28,928 gram –
Bobot air                                 = 50,164 gram
Volume piknometer = volume air = m/ρ = 50,164 gram / 0,99873 gram/m3 = 50,227 ml
v  PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS ETANOL 95%
Bobot piknometer + etanol 95%         = 69,011 gram
Bobot piknometer kosong                   = 28,928 gram –
Bobot etanol 95%                               = 40,083 gram
ρ etanol 95%   = m/v
                         = 40,038 gr/50,227 ml
                         = 0,798 gr/ml
d etanol 95%   = ρ etanol 95% / ρ air
                        = 0.798 gr/ml / 0.99873 gr/ml
                        = 0.799
v  PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS ETANOL 70%
Bobot piknometer + etanol 70%         = 73,389 gram
Bobot piknometer kosong                   = 28,928 gram –
Bobot etanol 70%                               = 44,461 gram
ρ etanol 70%   = m/v
                         = 44,461 gr/50,227 ml
                         = 0,885 gr/ml
d etanol 70%   = ρ etanol 70% / ρ air
                        = 0.885 gr/ml / 0.99873 gr/ml
                        = 0.886
v  PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS PROPILENGLIKOL
Bobot piknometer + propilenglikol     = 80,726 gram
Bobot piknometer kosong                   = 28,928 gram –
Bobot propilenglikol                           = 51,798 gram
ρ propilenglikol           = m/v
                                     = 51,798 gr/50,227 ml
                                     = 1,031 gr/ml
d propilenglikol           = ρ propilenglikol / ρ air
                                    = 1,031 gr/ml / 0.99873 gr/ml
                                    = 1.032
v  PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS PARAFFIN CAIR
Bobot piknometer + paraffin cair       = 72,741 gram
Bobot piknometer kosong                   = 28,928 gram –
Bobot paraffin cair                              = 43,813 gram
Ρ paraffin cair = m/v
                         = 43,813 gr/50,227 ml
                         = 0,872 gr/ml
d paraffin cair = ρ paraffin cair / ρ air
                        = 0.872 gr/ml / 0.99873 gr/ml
                        = 0.873
VIII.            PEMBAHASAN
            Pada percobaan I setelah menimbang piknometer kosong dalam keadaan bersih dan kosong dengan teliti didapatkan bobot sebesar 28,928 gr. Kemudian piknometer kosong tersebut diisi aquadest hingga penuh dan direndam dalam air es dengan suhu 260C. Setelah piknometer yang berisi aquadest tersebut direndam dalam air es, piknometer tersebut di timbang dan didapatkan bobot sebesar 79,092 gram. Sehingga didapatkan bobot aquadest sebesar 50,164 gram. Dari hasil tersebut dapat dicari volume piknometer dengan rumus  dan didapatkan hasil sebesar 50,227 ml.
            Pada percobaan II piknometer kosong diisi dengan alcohol 95%, lalu direndam dalam air es dengan suhu 260 dan ditimbang didapatkan bobot pinometer + alcohol 95% sebesar 69,011 gram. Bobot piknometer + alcohol 95% dikurangi bobot piknometer kosong di dapatkan bobot alcohol 95% sebesar 40,083 gram. Dari hasil tersebut dapat dicari kerapatan alcohol 95% dengan rumus sehingga di dapatkan hasil sebesar 0,798 gram/ml. Dan juga dapat dicari bobot jenis alcohol 95% dengan rumus didapatkan hasil sebesar 0,799.
            Pada percobaan III piknometer kosong diisi dengan alcohol 70%, lalu direndam dalam air es dengan suhu 260 dan ditimbang didapatkan bobot pinometer + alcohol 70% sebesar 73,389 gram. Bobot piknometer + alcohol 70% di kurangi bobot piknometer kosong di dapatkan bobot alcohol 70% sebesar 44,461 gram. Dari hasil tersebut dapat dicari kerapatan alcohol 70% dengan rumus  sehingga di dapatkan hasil sebesar 0,885 gram/ml. Dan juga dapat dicari bobot jenis alcohol 70% dengan rumus didapatkan hasil sebesar 0,886.
            Pada percobaan IV piknometer kosong diisi dengan propilenglikel, lalu direndam dalam air es dengan suhu 260 dan ditimbang didapatkan bobot pinometer + propilenglikel sebesar 80,726 gram. Bobot piknometer + propilenglikel dikurangi bobot piknometer kosong di dapatkan bobot propilenglikel sebesar 51,798 gram. Dari hasil tersebut dapat dicari kerapatan propilenglikel dengan rumus sehingga di dapatkan hasil sebesar 1,031 gram/ml. Dan juga dapat dicari bobot jenis propilenglikel dengan rumus didapatkan hasil sebesar 1,032.
            Pada percobaan V piknometer kosong diisi dengan paraffin cair, lalu direndam dalam air es dengan suhu 260 dan ditimbang didapatkan bobot pinometer + paraffin cair sebesar 72,741 gram. Bobot piknometer + paraffin cair dikurangi bobot piknometer kosong di dapatkan bobot paraffin cair sebesar 43,813 gram. Dari hasil tersebut dapat dicari kerapatan paraffin cair dengan rumus sehingga di dapatkan hasil sebesar 0,872 gram/ml. Dan juga dapat dicari bobot jenis paraffin cair dengan rumus  didapatkan hasil sebesar 0,873.
 IX.            KESIMPULAN
Dalam percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa
¨  Bobot piknometer kosong                   : 28,928 gram
Bobot piknometer +air                        :79,092 gram
Bobot air                                             : 50,164 gram
Volume piknometer                            : 50,227 ml
¨   Bobot piknometer + alcohol 95%       : 69,011 gram
Bobot alcohol 95%                             : 40,083 gram
Kerapatan alcohol 95%                       : 0,798 gram/ml
Berat jenis alcohol 95%                      : 0,799
¨   Bobot piknometer + alcohol 70%       : 73,389 gram
Bobot alcohol 70%                             : 44,461 gram
Kerapatan alcohol 70%                       : 0,885 gram/ml
Berat jenis alcohol 70%                      : 0,886
¨      Bobot piknometer + propilenglikel     : 80,726 gram
Bobot propilenglikel                           : 51,798 gram
Kerapatan propilenglikel                     : 1,031 gram/ml
Berat jenis propilenglikel                    : 1,032
¨      Bobot piknometer + paraffin cair       : 72,741 gram
Bobot paraffin cair                              : 43,813 gram
Kerapatan paraffin cair                       : 0,872 gram/ml
Berat jenis paraffin cair                       : 0,873
¨      Kerapatan alcohol 70% > alcohol 95%
¨      Bobot jenis alcohol 70% > alcohol 95%
    X.            DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik    Indonesia. Jakarta. Hal 767.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik    Indonesia. Jakarta. Hal 1030.
Martin,A. 1990. Farmasi Fisik. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Hal 8 dan 10.
Mochtar. 1990. Farmasi Fisik Bagian Struktur Atom dan Molekul Zat Padat dan    Mikromeretika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 36.
Voight, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gajah Mada University Press.            Yogyakarta. Hal 65.

No comments:

Post a Comment