Ahli farmasi seringkali menggunakan besaran pengukuran kerapatan dan bobot
jenis apabila mengadakan perubahan massa dan volume. Kerapatan adalah turunan
besaran yang menyangkut satuan massa dan volume. Batasanya adalah massa per
satuan volume pada temperatur dan tekanan tertentu yang dinyatakan dalam system
cgs dalam gram per sentimeter kubik (g/cm3) (Martin,1990).
Bila kerapatan benda lebih besar dari kerapatan air, maka benda tersebut akan
tenggelam dalam air. Bila kerapatannya lebih kecil, maka benda akan mengapung.
Benda yang mengapung, bagian volume sebuah benda yang tercelup dalam cairan
manapun sama dengan rasio kerapatan benda-benda terhadap kerapatan cairan.
Rasio kerapatan air dinamakan berat jenis zat itu (Mochtar,1990).
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan bobot zat terhadap air dengan volume
yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama (Anonim,1979). Penetapan bobot
jenis digunakan hanya untuk cairan dan kecuali dinyatakan lein didasarkan pada
perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang telah ditetapkan terhadap bobot
air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 25°C zat berbentuk padat,
tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada masing-masing monografi
dan mengacu pada air pada suhu 25°C. Bilangan bobot jenis merupakan bilangan
perbandingan tanpa dimensi yang mengacu pada bobot jenis air pada 4°C (= 1000
g.m-1).
(Anonim,1995).
Berbeda dengan kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni tanpa dimensi yang
dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Bobot jenis
didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan
air, harga kedua zat ditentukan pada temperatur yang sama, jika tidak dengan
cara lain yang khusus (Martin,1990).
Bobot jenis relatif farmakope adalah bobot jenis yang mengacu pada ukuran berat
dan merupakan perbandingan berat jenis serta bagian volume yang sama dan zat
yang diteliti terhadap air, dimana keduanya diukur di udara pad suhu 20°C.
Bobot jenis merupakan suatu karakteristik bahan yang penting, yang digunakan
dalam pengujian. Identitas dan kemurnian bahan obat dan bahan pembantu,
khususnya sifat cairan dan zat yang berjenis. Penentuan bobot jenis dilakukan
dengan menggunakan piknometer, areameter, timbangan hidrostatik, dan cara
nanometrik. Untuk bobot padat tidak homogen dan serbuk yang memiliki pori dan
ruang rongga, bobot jenis tidak lagi terdefinisi secara jelas. Bobot jenis
sejati adalah perbandingan dari massa dan volume bodi padat berupa pori dan
tanpa ruang rongga. Sedangkan bobot jenis nyata, volume yang besar akibat
adanya pori-pori, berat diperhitungkan (Voight,1984).
Kebanyakan zat padat dan cairan mengembang sedikit bila dipanaskan dan menyusut
sedikit bila dipengaruhi penambahan tekanan eksternal. Perubahan dalam volume
ini relatif kecil sehingga dapat dikatakan bahwa kerapatan kebanyakan zat padat
dan cairan hampir tidak bergantung pada temperatur dan tekanan. Sebaliknya,
kerapatan gas sangat bergantung pada tekanan dan temperatur sehingga harus
dinyatakan bila memberikan kerapat gas (Mochtar,1990).
IV. ALAT
1. Neraca
elektrik
2. Piknometer
3. Termometer
ruang
4. Tissue
5. Gelas
piala
6. Es
batu
V. BAHAN
1. Aquadest
2. Etanol
95%
3. Etanol
70%
4. Propilenglikol
5. Paraffin
cair
VI. CARA
KERJA
1. Menentukan
volume piknometer pada suhu percobaan
a. Timbang
dengan teliti piknometer kosong dalam keadaan bersih dan kering
b. Piknometer
diisi dengan aquadest hingga penuh, direndam dalam air es hingga suhunya
kira-kira 2° di bawah suhu percobaan (suhu percobaan = 28°)
c. Tutup
piknometer biarkan pipa kapilernya terbuka dan suhu akan naik sampai suhu
percobaan, tutup pipa kapilernya dengan sedikit cera alba
d. Biarkan
suhu aquadest dalam piknometer mencapai suhu 28°, air yang menempel
diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan teliti
e. Catat
bobotnya dan hitung volume piknometer
2. Penentuan
kerapatan dan bobot jenis etanol 95%
a. Piknometer
bersih dan kering diisi penuh dengan etanol 95%
b. Piknometer
direndam dalam air es hingga suhunya kira-kira 2° di bawah suhu percobaan (suhu
percobaan = 28°)
c. Tutup
piknometer biarkan pipa kapilernya terbuka dan suhu akan naik sampai suhu
percobaan
d. Biarkan
suhu etanol 95% dalam piknometer mencapai suhu 28°, air dan etanol 95%
yang menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan teliti
e. Catat
bobotnya dan hitung kerapatan dan bobot jenisnya
3. Penentuan
kerapatan dan bobot jenis etanol 70%
a. Piknometer
bersih dan kering diisi penuh dengan etanol 70%
b. Piknometer
direndam dalam air es hingga suhunya kira-kira 2° di bawah suhu percobaan (suhu
percobaan = 28°)
c. Tutup
piknometer biarkan pipa kapilernya terbuka dan suhu akan naik sampai suhu
percobaan
d. Biarkan
suhu etanol 70% dalam piknometer mencapai suhu 28°, air dan etanol 70%
yang menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan teliti
e. Catat
bobotnya dan hitung kerapatan dan bobot jenisnya
4. Penentuan
kerapatan dan bobot jenis propilenglikol
a. Piknometer
bersih dan kering diisi penuh dengan propilenglikol
b. Piknometer
direndam dalam air es hingga suhunya kira-kira 2° di bawah suhu percobaan (suhu
percobaan = 28°)
c. Tutup
piknometer biarkan pipa kapilernya terbuka dan suhu akan naik sampai suhu
percobaan
d. Biarkan
suhu propilenglikol dalam piknometer mencapai suhu 28°, air dan
propilenglikol yang menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan
teliti
e. Catat
bobotnya dan hitung kerapatan dan bobot jenisnya
5. Penentuan
kerapatan dan bobot jenis paraffin cair
a. Piknometer
bersih dan kering diisi penuh dengan paraffin cair
b. Piknometer
direndam dalam air es hingga suhunya kira-kira 2° di bawah suhu percobaan (suhu
percobaan = 28°)
c. Tutup
piknometer biarkan pipa kapilernya terbuka dan suhu akan naik sampai suhu
percobaan
d. Biarkan
suhu paraffin cair dalam piknometer mencapai suhu 28°, air dan paraffin
cair yang menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan teliti
e. Catat
bobotnya dan hitung kerapatan dan bobot jenisnya
VII. HASIL
PRAKTIKUM
A. DATA
DAN PERHITUNGAN
v PENENTUAN
VOLUME PIKNOMETER PADA SUHU 28°
Diketahui ρ
air pada suhu 28° =
0,99873 gram/m3
Bobot piknometer +
air = 79,092 gram
Bobot piknometer
kosong = 28,928 gram –
Bobot
air
= 50,164 gram
Volume piknometer =
volume air = m/ρ = 50,164 gram / 0,99873 gram/m3
= 50,227 ml
v PENENTUAN
KERAPATAN DAN BOBOT JENIS ETANOL 95%
Bobot piknometer +
etanol 95% = 69,011 gram
Bobot piknometer
kosong
= 28,928 gram –
Bobot etanol
95%
= 40,083 gram
ρ
etanol 95% = m/v
= 40,038 gr/50,227 ml
= 0,798 gr/ml
d etanol
95% = ρ etanol 95% / ρ
air
= 0.798 gr/ml / 0.99873 gr/ml
= 0.799
v PENENTUAN
KERAPATAN DAN BOBOT JENIS ETANOL 70%
Bobot piknometer +
etanol 70% = 73,389 gram
Bobot piknometer
kosong
= 28,928 gram –
Bobot etanol
70%
= 44,461 gram
ρ
etanol 70% = m/v
= 44,461 gr/50,227 ml
= 0,885 gr/ml
d etanol
70% = ρ etanol 70% / ρ
air
= 0.885 gr/ml / 0.99873 gr/ml
= 0.886
v PENENTUAN
KERAPATAN DAN BOBOT JENIS PROPILENGLIKOL
Bobot piknometer +
propilenglikol = 80,726 gram
Bobot piknometer
kosong
= 28,928 gram –
Bobot
propilenglikol
= 51,798 gram
ρ
propilenglikol = m/v
= 51,798 gr/50,227 ml
= 1,031 gr/ml
d
propilenglikol = ρ
propilenglikol / ρ air
= 1,031 gr/ml / 0.99873 gr/ml
= 1.032
v PENENTUAN
KERAPATAN DAN BOBOT JENIS PARAFFIN CAIR
Bobot piknometer +
paraffin cair = 72,741 gram
Bobot piknometer
kosong
= 28,928 gram –
Bobot paraffin
cair
= 43,813 gram
Ρ
paraffin cair = m/v
= 43,813 gr/50,227 ml
= 0,872 gr/ml
d paraffin cair = ρ
paraffin cair / ρ air
= 0.872 gr/ml / 0.99873 gr/ml
= 0.873
VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan I setelah menimbang piknometer kosong dalam keadaan bersih dan
kosong dengan teliti didapatkan bobot sebesar 28,928 gr. Kemudian piknometer
kosong tersebut diisi aquadest hingga penuh dan direndam dalam air es dengan
suhu 260C. Setelah piknometer yang berisi aquadest tersebut direndam
dalam air es, piknometer tersebut di timbang dan didapatkan bobot sebesar
79,092 gram. Sehingga didapatkan bobot aquadest sebesar 50,164 gram. Dari hasil
tersebut dapat dicari volume piknometer dengan rumus dan didapatkan
hasil sebesar 50,227 ml.
Pada percobaan II piknometer kosong diisi dengan alcohol 95%, lalu direndam
dalam air es dengan suhu 260 dan ditimbang didapatkan bobot
pinometer + alcohol 95% sebesar 69,011 gram. Bobot piknometer + alcohol 95%
dikurangi bobot piknometer kosong di dapatkan bobot alcohol 95% sebesar 40,083
gram. Dari hasil tersebut dapat dicari kerapatan alcohol 95% dengan rumus sehingga
di dapatkan hasil sebesar 0,798 gram/ml. Dan juga dapat dicari bobot jenis alcohol
95% dengan rumus didapatkan hasil sebesar 0,799.
Pada percobaan III piknometer kosong diisi dengan alcohol 70%, lalu direndam
dalam air es dengan suhu 260 dan ditimbang didapatkan bobot
pinometer + alcohol 70% sebesar 73,389 gram. Bobot piknometer + alcohol 70% di
kurangi bobot piknometer kosong di dapatkan bobot alcohol 70% sebesar 44,461
gram. Dari hasil tersebut dapat dicari kerapatan alcohol 70% dengan rumus sehingga
di dapatkan hasil sebesar 0,885 gram/ml. Dan juga dapat dicari bobot jenis
alcohol 70% dengan rumus didapatkan hasil sebesar 0,886.
Pada percobaan IV piknometer kosong diisi dengan propilenglikel, lalu direndam
dalam air es dengan suhu 260 dan ditimbang didapatkan bobot
pinometer + propilenglikel sebesar 80,726 gram. Bobot piknometer +
propilenglikel dikurangi bobot piknometer kosong di dapatkan bobot
propilenglikel sebesar 51,798 gram. Dari hasil tersebut dapat dicari kerapatan
propilenglikel dengan rumus sehingga di dapatkan hasil sebesar 1,031
gram/ml. Dan juga dapat dicari bobot jenis propilenglikel dengan
rumus didapatkan hasil sebesar 1,032.
Pada percobaan V piknometer kosong diisi dengan paraffin cair, lalu direndam
dalam air es dengan suhu 260 dan ditimbang didapatkan bobot
pinometer + paraffin cair sebesar 72,741 gram. Bobot piknometer + paraffin cair
dikurangi bobot piknometer kosong di dapatkan bobot paraffin cair sebesar
43,813 gram. Dari hasil tersebut dapat dicari kerapatan paraffin cair dengan
rumus sehingga di dapatkan hasil sebesar 0,872 gram/ml. Dan juga dapat
dicari bobot jenis paraffin cair dengan rumus didapatkan hasil
sebesar 0,873.
IX. KESIMPULAN
Dalam percobaan
diatas dapat disimpulkan bahwa
¨ Bobot
piknometer kosong
: 28,928 gram
Bobot piknometer +air
:79,092 gram
Bobot air
: 50,164 gram
Volume piknometer
: 50,227 ml
¨ Bobot
piknometer + alcohol 95% : 69,011 gram
Bobot alcohol 95%
: 40,083 gram
Kerapatan alcohol 95%
: 0,798 gram/ml
Berat jenis alcohol 95%
: 0,799
¨ Bobot
piknometer + alcohol 70% : 73,389 gram
Bobot alcohol 70%
: 44,461 gram
Kerapatan alcohol 70%
: 0,885 gram/ml
Berat jenis alcohol
70%
: 0,886
¨ Bobot piknometer
+ propilenglikel : 80,726 gram
Bobot propilenglikel
: 51,798 gram
Kerapatan propilenglikel
: 1,031 gram/ml
Berat jenis propilenglikel
: 1,032
¨ Bobot piknometer
+ paraffin cair : 72,741 gram
Bobot paraffin cair
: 43,813 gram
Kerapatan paraffin cair
: 0,872 gram/ml
Berat jenis paraffin cair
: 0,873
¨ Kerapatan alcohol
70% > alcohol 95%
¨ Bobot jenis
alcohol 70% > alcohol 95%
X. DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope
Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta. Hal 767.
Anonim. 1995. Farmakope
Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta. Hal 1030.
Martin,A. 1990. Farmasi
Fisik. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Hal 8 dan 10.
Mochtar. 1990. Farmasi
Fisik Bagian Struktur Atom dan Molekul Zat Padat dan Mikromeretika.
Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 36.
Voight, R. 1984. Buku
Pelajaran Teknologi Farmasi. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta. Hal
65.
No comments:
Post a Comment